Aktivis SEMPAL dan Aliansi SODARA Nonton Bareng Film Dokumenter Kecurangan Pemilu 2024 : “Dirty Vote”

 

FOKUSJATENG.COM , SOLO  – Aktivis Solo Melawan Politik Amoral (SEMPAL) bersama Aliansi Solidaritas Perlawanan Rakyat Surakarta, mengadakan acara nonton bareng film Dirty Vote di Cafedangan, Manahan, Surakarta pada Minggu (11/2/2024) malam.

Film dokumenter karya sutradara Dandy Dwi Laksono yang dibintangi oleh tiga ahli hukum tata negara, yaitu Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.
Ketiga aktor dalam film tersebut mengungkap berbagai instrumen kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu dan merusak tatanan demokrasi.

Penggunaan infrastruktur kekuasaan yang kuat, tanpa malu-malu dipertontonkan secara telanjang demi mempertahankan status quo. Bentuk-bentuk kecurangannya diurai dengan analisa hukum tata negara.

Yoseph Heriyanto mewakili SEMPAL mengungkapkan, film Dirty Vote sejalan dengan Analisa politik SEMPAL selama ini.

“Pertama, memang ada kecurangan terstruktur, massif dan sistematis yang dilakukan oleh kekuasaan, dalam hal ini Presiden Jokowi untuk memenangkan anaknya, Gibran Rakabuming Raka,” ungkapnya.

Lebih lanjut Yoseph memaparkan, bahwa kecurangan menjadi manifest sejak Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan perubahan syarat Capres dan Cawapres dengan mengabulkan pengalaman memimpin sebagai syarat baru tanpa mengindahkan umur sehingga Gibran lolos sebagai Cawapres.

Tidak berhenti sampai di MK, kecurangan demi kecurangan terus dilakukan secara vulgar,dengan memainkan politik bansos, permainan harga pupuk di pasaran, dan janji kenaikan gaji buat ASN. Kedua, untuk mengalahkan kecurangan tersebut agar jangan sampai menang satu putaran, maka perlu adanya persatuan relawan pendukung capres – cawapres 01 dan 03 dalam melakukan percepatan Pendidikan politik kepada masyarakat, mengabarkan kepada masyarakat, bahwa kecurangan yang terjadi pada proses Pemilu 2024, sudah pada tahap membahayakan masa depan NKRI.

“Politik Dinasti yang dilakukan Jokowi tidak dapat di benarkan. Kalau hal ini di biarkan, dan menjadi contoh bagi pejabat di bawahnya, semua berhak melakukan politik dinasti. Maka keluarga Dinasti akan selalu hidup enak dengan kekuasaan di tangan. Sementara rakyat sulit cari kerja dan hidup dalam kemiskinan,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Solo, Deana Sari, mengatakan Film Dirty Vote sangat bagus untuk memberikan Pendidikan politik secara ilmiah.

Menurutnya, tiga bintang ahli Hukum Tata Negara, Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari dalam film Dirty Vote mampu memaparkan data – data secara kronologis tentang bagaimana kecurangan dalam Pemilu berlangsung.

“Bagi kami kaum muda, setidaknya masih memiliki harapan, ada tauladan juang dari suara yang berbeda bahwa tidak semua pelaku politik menghalalkan segala cara dalam meraih kekuasaan. Masih ada suara hati nurani yang mewakili etika dan moral melawan politik yang amoral dan tanpa etika. Dan terus terang film ini menambah semangat kami untuk ikut menyuarakan pentingnya berpolitik dengan etika sebagai Gerakan Moral Mahasiswa,” ujar Deana.

Dikatakan Deana, aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi SODARA juga sudah melakukan aksi massa pada tanggal 8 Februari kemarin.

“Apa yang ada di Film Dirty Vote memiliki kesamaan pandangan terhadap situasi politik nasional dan menjadi landasan kami bergerak dalam aksi tanggal 8 februari kemarin untuk menyelamatkan demokrasi dari ancaman oligarkhi dan politik dInasti,” kata Deana.

Ketua Front Mahasiswa Nasional (FMN), Rikmadenda Arya Mustika, bahwa gelombang protes yang dilakukan banyak kalangan, dari tokoh agama, masyarakat, akademisi dan budayawan serta mahasiswa di berbagai kota yang semakin massif menjadi tanggungjawab bersama agar sampai ke rakyat di desa – desa dan kaum buruh di pabrik – pabrik, dengan bantuan media sosial, media massa dan perlunya mahasiswa juga turun langsung ke rakyat, berdiskusi dengan rakyat.

“Dengan harapan tentunya mereka memiliki akal sehat dan nurani dalam menyelamatkan demokrasi dengan menghukum mereka yang curang pada coblosan tanggal 14 Februari besok,” tandasnya. (AB/BRE/AN)