FOKUS JATENG-BOYOLALI- Kabupaten Boyolali bakal memiliki Masjid Gede berkapasitas ribuan jamaah yang dibangun di kawasan lahan bekas Terminal Bus Boyolali. Sebelumnya Pemkab Boyolali telah memiliki Masjid Agung dan Masjid Ageng.
Sekda Boyolali, Masruri menjelaskan, masjid yang akan dibangun itu nantinya akan mampu menampung sekitar 1.800 jemaah. Masjid tersebut memiliki ukuran 40 X 25 metermeter persegi dan direncanakan pembangunan Masjid Gede akan diawali dengan peletakan batu pertama pada 2 Januari mendatang.
“Tidak seperti masjid pada umumnya, Masjid Gede ini dibangun dengan desain joglo Jawa,” kata Sekda, Kamis 15 Desember 2022.
Menurut Sekda, pembangunan masjid diperkirakan menelan biaya Rp 40 miliar. Dana sebanyak itu merupakan sumbangan pihak ketiga. Namun demikian, pihak panitia tidak menutup kesempatan warga yang akan menyumbang pembangunan masjid tersebut.
Adapun desain Masjid Gede tersebut, lanjut Sekda, akan memiliki 8 soko guru atau tiang utama. Ke-8 buah tiang menggunakan bahan kayu jati utuh dengan tinggi masing- masing 8 meter. Pihaknya sudah berusaha mencari kayu jati di sejumlah kawasan milik Perhutani, termasuk di hutan Juwangi.
“Akhirnya bahan kayu jati itu bisa kami dapatkan dari kawasan hutan di Blora dengan bantuan KPH setempat,” katanya.
Dijelaskan, bangunan masjid akan dilengkapi dengan kawasan parkir yang luas. Pintu masuk ke lokasi parkir dari arah timur. Sedangkan pintu keluar dengan cara memutar lewat jalan sisi utara masjid kemudian memutar ke selatan melalui jalan baru di sebelah barat masjid.
“Dari sana, kendaraan kembali masuk ke Jalan Pandanaran untuk melanjutkan perjalanan.”
Sembari menunggu hari H peletakan batu pertama, lanjut Sekda, digelar pengajian rutin setiap hari di lokasi pembangunan masjid.
“Khataman Al Quran dan pengajian digelar bergilir oleh perwakilan 22 kecamatan se- Boyolali,” ujarnya.
Ke depan, lanjut Masruri, diharapkan Masjid Gede akan menjadi ikon baru Boyolali. Menjadi Islamic Center untuk pemberdayaan umat.
“Keberadaan masjid ini juga diharapkan akan dapat mendorong pemberdayaan umat, baik di bidang agama maupun ekonomi.” (*)