Harga Sayuran di Pasar Tradisional Boyolali Melonjak, Ini Alasannya…

Aktivitas pedagang sayur di Pasar Pengging, Banyudono, Boyolali. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Harga sayuran di pasar tradisional di wilayah Boyolali melonjak belakangan ini. Hal ini dinilai lantaran dampak musim kemarau. Seperti yang terjadi di Pasar Pengging, Kecamatan Banyudono, Boyolali Rabu 4 Juli 2018.

Harga sayur rata-rata mengalami kenaikan antara Rp 1.500- Rp 2.000/kg. Misalnya, harga buncis mencapai Rp 7.000- Rp 8.000/kg atau naik dari sebelumnya Rp 6.000/kg. “Kenaikan terjadi sejak lebaran lalu,” ujar Kartini (48), pemilik kios sembako dan sayuran.

Harga kacang panjang Rp 7.000/ kg atau naik dari harga sebelumnya Rp 6.000/kg .  Kenaikan juga terjadi pada sayuran kangkung dan bayam serta keningkir. Harga sebelumnya Rp 1.500/ ikat, kini naik menjadi Rp 2.000/ikat. “Untuk kol super mencapai Rp 4500/kg dan bunga kol Rp 7.500/kg. Tomat super 8.000, biasa kentang besar Rp 14.000, kecil 12.000,” tutur dia.

Kenaikan harga juga terlihat sejumlah sayur di Pasar Sayur Cepogo. Harga wortel kini Rp 16.000/ kg dari sebelumnya Rp 14.500/kg. Bawang merah bervariasi antara Rp 29.000- Rp 30.000/kg. Kemudian cabai merah besar Rp 20.000/ kg naik dari sebelumnya Rp Rp 19.000- Rp 19.500/kg. Sedangkan cabai rawit mencapai Rp 40.000/kg.

“Biasa, kalau kemarau harga sayur memang naik,” papar Ratmi (51) pedagang lain. Menurutnya, kenaikan disebabkan, para petani sayur di lereng Merapi- Merbabu sebagian besar beralih menanam tembakau. Selain itu, kenaikan dipicu tingginya permintaan karena sedang musim hajatan.

Sementara itu, harga daging ayam dari pantauan di Pasar Kota Boyolali mencapai Rp 33.000. Harga ini turun dari harga sebelumnya Rp 39.000/kg. Bahkan, menjelang dan saat lebaran lalu, harganya melejit hingga Rp 42.000/kg.

“Ini kan masa lebaran sudah lewat, mudah- mudahan harga sayuran dan daging kembali normal,” kata Santi (38) salah satu pembeli.

Diakui, tingginya harga sayur dan kebutuhan pokok menggerus pendapatannya. Padahal, dirinya hanya sebagai ibu rumah tangga dan hanya mengandalkan gaji suaminya yang bekerja sebagai karyawan swasta.