FOKUS JATENG-SRAGEN-Wilayah Sragen utara mulai dilanda kekeringan parah. Seperti di Dusun Glagah RT 28, 29, 30, 31, 32 dan 33, Desa Dukuh, Kecamatan Tangen, Sragen. Mereka mengalami krisis air bersih, sehingga berbagai cara dilakukan demi mendapatkan air.
Mereka memanfaatkan sumber mata air yang masih bisa d gunakan untuk menyambung hidup sehari-hari. Seperti untuk masak, mencuci, air minum ternak dan penyiraman tanaman di ladang. Selain itu, warga juga mengandalkan air dari belik (sendang) di sungai maupun air sumur di tengah sawah.
Yanti (23), warga Dusun Glagah RT 32, saat ditemui fokusjateng.com di lokasi sungai berharap agar bantuan air bersih segera turun. Pasalnya, warga sudah sangat kesulitan air.
“Semoga bantuan air bersih segera turun, kalau sumur di rumah sudah kering Mas. Ada airnya pasti rasanya asin, setiap pagi dan sore warga mencari air di belik ini untuk kebutuhan sehari-hari,” tuturnya Sabtu 7 Juli 2018.
Selain itu, beberapa warga juga menggunakan kubangan yang digali di tengah sungai. Air tersebut untuk menyiram tananam tebu dan jagung. Seperti yang dilakukan Suro ( 69) Warga RT 32. Selain untuk nyiram tanaman, air itu juga untuk masak.
“Ini airnya untuk nyiram tanaman tebu saya. Selain itu air juga untuk masak di rumah, meski ini sumbernya kecil nanti kalau diambil juga cepat terisi lagi beliknya. Setiap hari saya mengandalkan air ya dari sini sampai capek punggung saya bawa air ke rumah sejauh setengah KM,” tuturnya.
Tidak hanya itu beberapa warga juga terlihat memangfaatkan sumber air sungai tersebut untuk mencuci pakaian dan mandi. Salah satunya ilakukan Adi Putra Puji Kaloko (18), warga Glagah. Dia bersama keluarga mengandalkan sumur sungai sudah dua bulanan dan digunakan 4 RT.
“Kalau untuk mencuci baju dan mandi warga juga disini. Ini beberapa RT ambilnya di sini, soalnya yang ada airnya ya hanya di sini. Saya berharap segera ada perhatian pemerintah untuk kami,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Dukuh Alif Murwantoro kepada wartawan mengatakan, kekeringan sudah menjadi permasalahan beberapa dusun setiap tahun. ”Kebayanan 3 kauman ada 7 RT tidak kekurangan air karena ada pamsimas, tetapi di kebayanan 4 dari RT 28 sampai 33 kebayanan Glagah yang sangat kekurangan air. Kalau untuk minum dan masak beli. Untuk mandi dan nyuci ke belik sungai itu,” terangnya.