Diterpa Isyu Penutupan, Pengunjung Objek Wisata Berjo Turun Drastis. Waspadai Oknum Memperkeruh BUMDes Berjo

 

FOKUSJATENG.COM, KARANGANYAR – Polemik BUMDes Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, yang tak kunjung selesai berdampak bagi pengelolaan objek wisata yang ada di dalamnya.

Sebab, sejak polemik BUMDes bergulir dan puncaknya adanya isu yang menyebar adanya penutupan objek wisata Telaga Madirda dan air terjun Jumog, menyebabkan pengunjung turun drastis.

Manager objek wisata air terjun Jumog, Fahri Aristiyanto mengungkapkan, sejak adanya isyu dan berita bohong adanya oknum yang akan menutup dua objek wisata di Berjo, langsung berdampak dengan jumlah pengunjung yang datang. Penurunan pengunjung objek wisata Jumog ini bahkan mencapai 50 persen lebih.

“Ada sekitar 10 biro yang membatalkan kunjungannya karena kabar bohong soal penutupan objek wisata Jumog dan Telaga Madirda. Selain dari biro, ada juga kunjungan pribadi yang mengcansel liburannya. Ini jelas sangat merugikan,” papar Fahri kepada awak media, Rabu (08/03/2023).

Penurunan pengunjung objek wisata Jumog sangat dirasakan pada akhir pekan kemarin. Jika sebelumnya, tiap week and kunjungan ke air terjun itu tak kurang dari 2500 orang, namun berkisar 1200 pengunjung saja.

Ia pun meminta kepada masyarakat untuk bisa lebih memilih informasi terkait BUMDes Berjo. Sebab, saat ini banyak sekali informasi yang disebarkan, namun kebenarannya tidak bisa dipertanggung jawabkan. “Kami sudah berupaya penuh bagaimana wisata di Berjo ini banyak dikunjungi wisatawan. Jangan sampai karena ulah sebagian orang namun dampaknya justru merugikan masyarakat banyak,” tandasnya.

Badan Pengawas BUMDes Berjo Agung Sutrisno menambahkan, polemik yang tengah dialami BUMDes Berjo tak lain hanya bagian dari oknum yang tidak menginginkan Berjo damai dan masyarakatnya sejahtera. Ironisnya, oknum yang membuat BUMDes Berjo Gaduh tersebut sebelumnya sempat meminta pekerjaan di objek wisata Jumog.

“Ada oknum yang selama ini sebagai penggerak warga sempat meminta pekerjaan sebagai manager objek air terjun Jumog. Oleh Dirut, saya dan Badan Pengawas BUMDes lainnya ditolak. Permintaan ini secara lisan dan disampaikan secara langsung, karena memmang posisi Manager Jumog sudah ada orang,” kata Agung.

Menurutnya, adanya penolakan tersebut yang menyebabkan oknum tersebut terus membuat gaduh BUMDes Berjo. Pihaknya berharap untuk masyarakat Berjo tidak mudah percaya dengan oknum yang mengatasnamakan kepentingan orang banyak, namun dibalik gerakan-gerakan tersebut terselubung kepentingan pribadi.

“Masyarakat memang harus cermat, jangan sampai ikut-ikutan tetapi permasalahan utamanya tidak mengerti. Karena saat ini sering digembor-gemborkan sebenarnya bukan untuk kepentingan masyarakat Berjo melainkan untuk kepentingan sendiri,” pungkasnya. (re/bre)