Gubernur Ganjar Dapat Kejutan dari Para Siswa di Upacara Hari Sumpah Pemuda, Ini Dia

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo potong tumpeng yang dibawa para siswa. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Dua kejutan datang berturut turut saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi inspektur upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda tingkat Provinsi Jawa Tengah yang dipusatkan di Alun-alun Kidul Boyolali, pada Senin (28/10/2019) pagi.

Kali pertama saat upacara usai, tanpa diduga puluhan siwa siswi dengan berpakaian tradisional serentak berjalan menuju mimbar kehormatan. Bahkan Ganjar sempat kaget melihat pergerakan siswa-siswi tersebut yang langsung merangsek ke panggung. Terlebih ketika Gendis Atridiana, salah satu siswa di antara mereka langsung teriak membacakan judul geguritan, atau puisi berbahasa Jawa.

“Nawala Kangga Bapa,” kata Gendis Atridiana lantang yang artinya pemberitahuan untuk bapak.

Geguritan tiga bait itu dia baca bergantian dengan Andika Aji Saputra dan Gracia Citra Cinantya. Mereka sangat ekspresif saat membacakan di hadapan Ganjar, Kapolda Jateng dan Bupati Boyolali.

“Ana siji kang beda, Katon mencorong cahyane, Cahya kang gawa katentreman. Yo bapa Ganjar Pranowo, kang nedeng ambal Warsa ingkang Kaling seketsetunggal (Ada satu yang berbeda, terlihat bercahaya, cahaya pembawa ketenteraman. Yaitu Bapak Ganjar Pranowo, yang berulang tahun ke 51),” sahut Andika.

Kejutan berikutnya, baru saja geguritan selesai dibaca, mendadak beberapa siswa SMAN 3 Boyolali yang berasal dari Papua datang dengan membawa tumpeng. Ganjar terlihat sempat terkesima dengan dua kejutan itu.

“Biasanya ulang tahunnya dikasih kue, tapi sekarang dikasih geguritan anaknya Bupati Boyolali. Yang saya katakan soal karakter, budi dia miliki betul. Bahkan tidak membaca tapi menghafal. Dia tunjukkan nilai-nilai Jawa banget,” kata Ganjar.

Gubernur bahkan sangat mengapresiasi keberanian para siswa dalam menunjukkan kekayaan budaya lokal tersebut. Menurutnya hal tersebut bisa menjadi cikal bakal yang memperkuat karakter siswa dalam melestarikan budaya lokal.
“Itulah berkepribadian di dalam kebudayaan dimunculkan. Saya senang dan terkejut ini kualitas dan lokalitas,” pungkasnya.