HUT POLANTAS KE-63: Satlantas Polres Boyolali Droping Air Bersih 10 Tangki ke Lereng Merapi

Kasatlantas Polres Boyolali AKP Febriyani Aer menyerahkan jeriken berisi air bersih di Desa Sumur, Kecamatan Musuk, Boyolali, Sabtu 1 September 2018. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Satlantas Polres Boyolali menggelar bakti sosial di wilayah lereng Gunung Merapi. Yakni dengan mendroping air bersih sebanyak 10 tangki ke wilayah Desa Sumur, Kecamatan Musuk, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu 1 September 2018.

Bakti sosial ini digelar dalam rangka memperingati HUT Polantas ke-63. Pengiriman bantuan yang dipusatkan di Dusun Kadirejo tersebut diberikan untuk membantu warga setempat yang mengalami krisis air bersih pada musim kemarau tahun ini.

“Memperingati HUT ke-63 Polantas, kami ingin berbagi dengan warga di Desa Sumur yang mengalami krisis air bersih. Ada 10 tangki yang kami berikan,” terang Kasatlantas Polres Boyolali AKP Febriyani Aer.

Dipilihnya Desa Sumur sebagai sasaran bantuan karena desa itu dinilai paling parah dalam krisis air ini. “Berdasarkan survei yang kami lakukan, desa ini memang yang paling parah kena krisis air bersih,” jelas dia.

Dia berharap bantuan tersebut bermafaat bagi warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih. “Harapan kami bisa meringankan beban warga khususnya untuk pemenuhan kebutuhan air bersih,” ungkap Febby, sapaan akrabnya.

Sunaryo, salah satu warga setempat menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan air bersih tersebut. “Kami menyampaikan rasa terima kasih sudah membantu kami yang kekurangan air di sini. Semoga ada bantuan lagi untuk kami dan warga lain di sekitar sini yang kemurangan air,” tuturnya.

Krisis air bersih di desanya sudah menjadi langganan tiap tahun pada saat musim kemarau. Tahun ini, krisis sudahh berlangsung sejak empat atau lima bulan yang lalu.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dirinya dan warga lain membeli air bersih dengan harga sekitar Rp150.000 per tangki berkapasitas sekitar 4.000-6.000 liter. Satu tangki biasanya bisa digunakan selama dua pekan. “Ini sudah empat atau lima bulan krisis. Terpaksa setiap dua pekan sekali beli air. Satu tangki harganya Rp150.000,” jelasnya.