BERSIH DUSUN: Sebagai Bentuk Syukur, Warga Pengkol Sragen Usung Gunungan Hasil Bumi

Warga Dusun Pengkol , Desa Duyungan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, menggelar bersi dusun Jumat 27 Juli 2018. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-SRAGEN-Sudah sejak lama dan turun temurun tradisi bersih dusun dilakukan oleh warga Dusun Pengkol, Desa Duyungan, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Ada yang berbeda, terlihat ratusan warga saling berebut tumpeng kenduri dalam gelar ritual bersih desa, Jumat 27 Juli 2018.
Selain Acara bersyukur atas hasil panen, juga  untuk menangkal segala wabah penyakit dan keburukan tidak menimpa dusun setempat.
Prosesi itu diawali dengan kirab puluhan tumpeng kenduri dari hasil bumi keliling Dusun Pengkol. Lantas puluhan tumpeng yang diarak warga dibawa ke Punden Waringin untuk dilakukan ritual doa. Ditengah ritual doa bersih desa, disajikan paduan musik ketongan, kemlaka dan rebana Banyuwangi.
Tokoh masyarakat setempat Supardjo Heru Supadmo (71), pada wartawan menyampaikan, bahwa dalam kegiatan bersih desa itu diikuti warga di 8 RT. “Bersih desa di dusun Pengkol merupakan tradisi turun temurun yang terus dilestarikan,dengan tujuan meminta berkah dari tuhan maha kuasa, agar warga dusun Kerep terhindar malapetaka. Selain itu hasil panen juga melimpah dan saat proses tanam tidak ada halangan,” katanya.
Menurut Supardjo,  sebelum acara berlangsung tumpeng didoakan tokoh agama.setelah doa berakir jembulan serta tumpeng ingkung hasil bumi,jadi rebutan warga dari anak, orang dewasa,hingga orang tua.
Ratusan warga Pengkol tumpah ruah di punden Waringin berupa pohon beringin kembar yang dikenal sebagai sumber cikal bakal warga di Dusun Pengkol.
“Bersih desa  merupakan tradisi turun menurun yang tidak tergerus jaman dan akan terus dilesrarikan anak cucu Dusun Pengkol,”papar Supardjo.
Sementara itu,  Fathurahman anggota dewan Sragen yang ikut hadir dalam ritual bersih desa ini menjelaskan, merupakan budaya yang masih banyak dijumpai di Kabupaten Sragen. Gelar bersih desa ini dilakukan usai panen hasil bumi.
“Melihat budaya tradisional yang masih kental ini, akan diusulkan menjadi wisata tahunan agar bisa lestari khususnya di Sragen. Karena ritual bersih desa ini, bentuk menghargai lingkungan dan bersedekah bagi sesasama,” papar anggota fraksi PKB DPRD Sragen ini.
Fathurrahman juga menyatakan, mengingatkan agar budaya bersih desa  dari nenek moyang harus dilestarikan dari generasi ke generasi penerus. “kita upayakan anggaran naik untuk tahun depan, ” Ujarnya