FOKUS JATENG-BOYOLALI-Para petani di wilayah Boyolali cukup memuaskan saat panen musim tanam tahun 2017 lalu. Nah, untuk musim tanam tahun 2018, mereka akan mengulang suksesi itu, dan bahkan optimistis lebih bagus lagi.
Kini, rata-rata petani tembakau mulai melakukan penanaman. Hal ini seiring sudah memasuki musim kemarau. Seperti yang dilakukan petani di wilayah Kecamatan Sawit dan Banyudono, Senin 21 Mei 2018.
Suharyono (45) asal Dukuh Pengging, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono mengaku, kali ini dia menanami satu setengah petak sawahnya dengan tembakau. Satu petak seluas hampir 3.000 m2 sudah ditanami sebanyak 4.000 batang.
“Yang setengah petak masa persiapan tanam. Harga bibit Rp 70/ batang,” katanya.
Dia optimis harga tembakau saat panen bagus nantinya. Apalagi,saat ini, tidak banyak petani di wilayah pegunungan seperti Magelang dan lereng Merapi- Merbabu di Kecamatan Selo, Boyolali yang bertanam tembakau.
“Sebagai perbandingan, hasil panen tahun lalu mencapai Rp 10 juta. Dipotong biaya tanam, saya masih untung Rp 7 jutaan,” jelasnya.
Diakui, sebenarnya dia mendapat tawaran dari pabrikan rokok untuk kerjasama. Dimana nantinya, hasil panen dibeli oleh pabrikan tersebut dengan harga Rp 1 juta/ kuintal tembakau kering. “Namun saya tidak mau karena ingin lebih bebas menjual hasil panen,” kata dia.
Petani lain, Ratno (61) asal Kecamatan Sawit mengaku, menanam tembakau denagn sistem bagi hasil dengan pemilik modal. “Saya hanya menggarap saja. Semua modal bibit, pupuk dan lahan disediakan pemilik modal. Nanti saat panen, saya dapat bagian sepertiga,” jelasnya.
Terpisah, Biyanto (70) petani penyedia bibit tembakau asal Dukuh Surobayan, Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono mengungkapkan, dirinya kewalahan memenuhi permintaan dari petani tembakau. Bahkan, dia sampai menolak permintaan karena keterbatasan bibit.
“Cuaca beberapa hari terakhir ini tidak menentu sehingga sebagian bibit tidak tumbuh,” ujarnya. Dia pun lebih mengutamakan pada petani yang sudah pesan lebih awal. Bibit tembakau dijual dengan harga Rp 70/ batang. Biasanya, satu petani memesan bibit sebanyak 3.000 – 10.000 batang.