FOKUS JATENG – SRAGEN – Musim kemarau panjang menyebabkan warga di beberapa wilayah di Kabupaten Sragen kesulitan mendapatkan air bersih. Tak sedikit sumur warga di beberapa desa yang sudah benar-benar kering kerontang. Sebut saja di Tangen, Sumberlawang, Gesi, Miri, dan Jenar yang berada di utara Sungai Bengawan Solo.
Maka saat dilanda kemarau selama empat bulan ini, warga di beberapa wilayah tersebut harus berjuang mati – matian untuk mendapatkan air bersih dari manapun itu tempatnya, tanpa mempedulikan jarak tempuhnya, seperti di Kalijambe yang terdapat sumur yang kualitasnya dinilai masih layak untuk dikonsumsi.
Ya, hanya Sumur Penguripan lah satu-satunya yang dapat diandalkan untuk dikonsumsi selain air isi ulang bagi warga sekitar sumur. Berbeda dengan sumur lainnya mengandung kapur dengan kadar yang sangat tinggi sehingga hanya bisa gunakan untuk mandi dan mencuci pakaian. Demikian diungkapkan salah seorang warga sekitar bernama Jum (34).
Jum mengatakan, beberapa sumur selain Sumur Penguripan sempat dipakai dengan menggunakan sembilan mesin sanyo air. Tapi air lagi-lagi, airnya tetap tidak bisa dikomsumsi karena kandungan kapur yang tinggi.
“Iya Mas, warga untuk minum kebanyakan beli di toko dan beberapa warga menanfaatkan air sendang dan sumber air penguripan,“ ujarnya kepada FokusJateng, Senin (11/9/2017) kemarin.
Menurut Jum, sumber mata air Sumur Penguripan mengalir dari perbukitan di tegalan bawah pohon jati. Dengan ukuran besar, airnya sangat jernih mengalir.
Karena kualitas air di Sumur Penguripan sangat bagus, ratusan warga tiap hari mengambil air tersebut, bahkan di musim kemarau ini warga dari berbagai dukuh di Kalijambe datang tumplek blek mengambil sumber air di Sumur Penguripan yang terletak di Dukuh Bapang, Kelurahan Bukuran itu.
Berikut ini foto-foto aktivitas warga saat mengambil air di Sumur Penguripan yang berarti Sumur Kehidupan :