Pemkab Boyolali Bangun Showroom UMKM di Lereng Merapi

Bupati Boyolali Drs. Seno Samodro menyerahkan cindera mata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo Bandoe Widiarto di acara BI Corner di Perpusda Boyolali, Selasa 12 September 2017. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – BOYOLALI – Perkembangan sentra industri logam dan kuningan Tumang, Kecamatan Cepogo, Boyolali, sangat cepat. Untuk itu, Pemkab Boyolali terus berinovasi membantu para perajin agar mendapatkan pasar yang lebih luas.

Direncakan Pemkab Boyolali akan membangun showroom untuk mewadahi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Boyolali, khususnya perajin di Tumang. Bangunan ini nanti didirikan di atas lahan sekitar 5 hektare. ”Lokasinya di Paras, Cepogo,” kata Bupati Boyolali Drs. Seno Samodro di sela acara peluncuran BI Corner di Perpustakan Daerah (Perpusda) Boyolali, Selasa 12 September 2017.

Showroom ini nanti tidak hanya perajin Tumang yang memanfaatkan, namun juga pelaku UMKM di Boyolali. Sehingga seluruh potensi kerajinan bisa masuk dipamerkan dan sekaligus dipasarkan di showroom yang telah dibangun. ”Hitungan tahun ketiga dan keempat sudah jadi (bangunannya, Red),” ujar bupati.

Nah, untuk perajin Tumang, nantinya akan difasilitasi alatnya. Jadi ada tempat workshop sekala kecil di showroom, dan pengunjung bisa melihat lebih dekat. ”Kalau produksinya tetap di rumah masing-masing perajin,” tandas dia.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo Bandoe Widiarto menjelaskan, ekonomi kreatif di Boyolali harus dikembangkan. Salah satu potensinya adalah perajin tembaga dan kuningan Tumang, Cepogo. ”Jadi sifatnya kami pemberdayaan ekonomi,” katanya.

Ditambahkan Bandoe, sentra tembaga dan kuningan Tumang ini merupakan komoditas impor dan tujuan ekspor. Melihat potensi ini, manajemen BI mengadakan penelitian ke lapangan. Hasil penelitian, pihak perajin membutuhkan pendampingan. ”Dibutuhkan inovasi. Kita melakukan pendampingan. Kolaborasi dengan pemkab dan instansi terkait,” jelasnya.