Lagi, Seorang Nasabah BLN di Boyolali Meninggal 

Fokus Jateng-BOYOLALI – Korban dugaan penipuan yang dilakukan oleh Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) bartambah satu orang. Kali ini, seorang nasabah BLN asal Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, meninggal dunia pada Sabtu 7 Juni. Diduga kondisi nasabah itu menurun karena shock setelah return investasinya di koperasi tersebut terhenti.

Korban diketahui merupakan seorang dalang wayang kulit, Ki Joko Sartono Dronco, asal Kecamatan Musuk, Boyolali, yang meninggal dunia  usai  taburannya hingga Rp 1,7 Miliar di koperasi itu tak kunjung membuahkan hasil.

Menurut  rekan seprofesinya, Ki Wartoyo, kabar duka itu tentu memukul para rekan seprofesinya. Bagi Wartoyo, almarhum bagaikan saudara meski tidak ada hubungan darah.

” Jadi mas Joko Sartono jadi keluarga kalau sama saya. Dia teman perjuangan, teman keluh kesah,” kata Dalang nyentrik asal Desa Tegalgiri, Kecamatan Nogosari itu, Rabu 11 Juni 2025.

Di mata, Wartoyo, almarhum merupakan sesosok seniman yang baik dan selalu mendukung siapapun untuk maju. Apalagi, almarhum juga merupakan dalang kondang yang setiap pagelaran wayang kulit yang dimainkan selalu memukau.

Dia pun merasa kehilangan sosok sahabat dalam melestarikan budaya Jawa. Apalagi, almarhum meninggal dunia karena kepikiran mengenai investasi di BLN. Dia mengaku, mengetahui jika almarhum merupakan anggota BLN.

” Menurut informasi dari keluarga,  uang itu (untuk investasi  BLN) yang pinjem dari bank.  Jadi uang yang ditaburkan itu pakai agunan sertifikat-sertifikat.”

Menurut Ki Wartoyo, masih ada beberapa seniman wayang kulit  yang juga tergabung dalam koperasi itu. Pihaknya berharap pengurus koperasi dapat menyelesaikan masalah investasi nasabah sesuai kesepakatan awal.

” Jadi saya sebagai seniman ikut prihatin. Saya memohon ke koperasi BLN segera menyelesaikan ke nasabahnya. Jangan sampai ada korban yang lain,” ucapnya.

Aris Carmadi, juru bicara korban BLN mengungkapkan nasabah itu  terus berinvestasi bahkan hingga meminjam uang. Dalang tersebut memiliki tanggungan pinjaman yang cukup besar sementara uang return investasi di Koperasi BLN macet sejak Maret 2025. Penghasilannya juga tidak cukup untuk membayar angsuran.

Kondisi itu membuat kesehatan dalang tersebut menurun. Sebelumnya, nasabah tersebut sempat meminta untuk bertemu Nicholas karena kedekatan mereka.

“Tapi belum sempat ketemu, Pak Dalang sudah meninggal dunia,” kata dia.

Ia mengatakan saat ini nasabah dari berbagai daerah bakal terus melakukan pelaporan. Terdekat ada Sragen yang direncanakan akan melapor, lalu laporan nasabah Boyolali juga direncanakan bertambah pada Kamis 12 Juni 2025.

Aris mengatakan banyak nasabah mulai stres karena Juni ini mereka mulai mendapat peringatan dari bank hingga perusahaan leasing karena sudah menunggak rata-rata tiga bulan. Mereka yang biasanya mengandalkan return dari koperasi BLN untuk membayar angsuran tidak bisa membayar sejak Maret.

“Karena memang banyak korban itu dari pensiuan, niatnya untuk investasi jangka panjang, malah kena tipu,” ucapnya.

Sebelumnya, puluhan korban Koperasi BLN mengadakan pertemuan dengan OJK serta Posbakumadin Boyolali. Dalam pertemuan tersebut, korban menandatangani petisi berharap seluruh jajaran pengurus BLN segera ditangkap. (yull/**)