FOKUSJATENG.COM, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menegaskan komitmennya untuk memperkuat sinergi antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan seluruh jajaran birokrasi demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Hal ini menjadi sorotan utama dalam Manunggal Leadership Retreat bertajuk “Ngopeni Nglakoni Jawa Tengah” yang digelar di Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah pada Selasa (10/6).
Acara yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfi, ini dihadiri oleh para Wakil Bupati se-Jawa Tengah, termasuk Wakil Bupati Karanganyar, Adhe Eliana, serta para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Provinsi Jawa Tengah.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Ahmad Lutfi dengan tegas menyatakan bahwa tantangan pembangunan di Jawa Tengah tidak dapat diselesaikan secara parsial. “Kerja kita di Jawa Tengah tidak bisa one man show. Harus kerja kolaboratif, kerja super team. Provinsi, kabupaten/kota, dan OPD harus bergerak bersama,” tegas Gubernur. Ia menambahkan bahwa pola kerja ini harus didasari keikhlasan, tematik, dan amanah, bukan semata-mata karena jabatan, melainkan karena tugas utama adalah melayani masyarakat.
Wakil Bupati Karanganyar, Adhe Eliana, turut mengapresiasi inisiatif Gubernur ini. Ia menyoroti pentingnya kegiatan retreat tersebut sebagai langkah awal dalam membangun sinergi antara provinsi dan kabupaten. “Kami mengapresiasi Pak Gubernur telah melakukan kegiatan retreat dengan membangun sinergi provinsi dan kabupaten dalam rangka menciptakan atau mem-breakdown program Asta Cita di Jateng dan Karanganyar untuk pembangunan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Menurut Adhe Eliana, kolaborasi dan sinergi antarlembaga di seluruh Jawa Tengah, khususnya Karanganyar, menjadi krusial untuk menciptakan kondusifitas politik, pelayanan terbaik bagi masyarakat, serta stabilitas ekonomi dan politik.
Gubernur Lutfi juga memaparkan beberapa capaian program yang berdampak langsung kepada masyarakat, di antaranya keberhasilan pelayanan kesehatan berbasis desa yang telah menjangkau 3,2 juta warga melalui Puskesmas keliling dan dokter spesialis di pelosok. Program ini mencakup penanganan kanker serviks, TBC, dan deteksi dini stunting.
Selain itu, persoalan kemiskinan menjadi fokus utama lainnya. Hingga saat ini, 17.000 rumah layak huni telah dibangun bagi masyarakat tidak mampu sebagai bagian dari strategi pengentasan kemiskinan berkelanjutan. “Program rumah layak ini bukan hanya fisik bangunan, tapi juga menyangkut legalitas seperti sertifikat dan keberlanjutan lingkungan. Ini contoh kerja tematik yang tidak bisa dikerjakan secara parsial,” jelasnya.
Usai kegiatan, Gubernur dijadwalkan meninjau langsung program pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) di Ungaran. Manunggal Leadership Retreat ini menjadi forum strategis untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan di Jawa Tengah, guna mewujudkan pelayanan publik yang lebih inklusif, responsif, dan berkelanjutan. ( bre)