Tinggi, Minat Warga Boyolali Bekerja di Luar Negeri

Dinkopnaker Boyolali juga membuka pelayanan untuk masyarakat yang minat menjadi pekerja migran Indonesia (doc/Fokusjateng.com)

Fokus jateng- BOYOLALI,-Minat warga Kabupaten Boyolali untuk menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) atau pekerja buruh migran meningkat. Hal ini tercermin dari tingginya jumlah pendaftar program penempatan pekerja migran Indonesia (pmi) melalui Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja (Dinkopnaker) Boyolali. Salah satunya karena upah kerja di negara asing sangat tinggi. Disisi lain kondisi ini mendorong sekolah mengadakan ekstrakulikuler bahasa.
” Program ini sudah berjalan pada 2024 lalu. Kabupaten Boyolali sudah melaksanakan yaitu seleksi untuk magang Jepang dan alhamdulillah sudah kita laksanakan di bulan Desember kemarin serta berjalan lancar. Semua peserta berasal dari seluruhnya dari wilayah Indonesia. Baik dari Medan juga melalui Boyolali sampai dengan Nusa Tenggara Timur (NTT),” kata Sekretaris Dinkopnaker Boyolali, Sutrisno. Jumat 31 Januari 2025.
Dinas juga membuka pelayanan untuk masyarakat yang minat menjadi pekerja migran Indonesia (PMI). Selama ini ada tiga negara tujuan yang terus dioptimalkan. Rinciannya, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan serta beberapa negara lain.
“Yang jelas dinas mendukung sepenuhnya (1:57) bagi lembaga pelatihan kerja untuk penyiapan ke luar negeri dan juga perusahaan yang mengupayakan atau di bidang yang membidangi untuk penempatan tenaga kerja di luar negeri. Kami selalu all out untuk mendukung dan memberikan pelayanan yang optimal,” tambahnya.
Tingginya minat untuk bekerja di luar negeri, lanjut dia, selain karena upah kerja di negara asing sangat tinggi. Kondisi ini juga dipicu karena lowongan kerja di daerah yang terbatas. Sehingga tidak bisa mengakomodasi seluruh pencari tenaga kerja (pencaker) setempat. Mereka yang bekerja di luar negeri diketahui sebagai asisten rumah tangga (ART) pengasuh bayi, lanjut usia (lansia).
“Meski demikian, banyak juga yang bekerja sektor formal sebagai pegawai perusahaan dan perawat atau tenaga kesehatan.”
Dukungan untuk memfasilitasi kerja di luar negeri juga dilakukan SMKN 1 Boyolali. Kepala Sekolah, Agus Margono mengungkapkan bahwa sekolah mendukung para siswa yang memiliki minat bekerja di luar negeri. Sekolah menyediakan laboratoriun bahasa yang digunakan untuk ekstrakukikuler bahasa bagi siswa, yaitu ekstra bahasa Jerman, Jepang dan menyusul ekstra bahasa korea . Pihak sekolah juga bekerjasama dengan balai latihan kerja (BLK) Boyolali dalam memfasilitasi itu.
” Terakhir kemarin sekitar 25 orang kita kirim ke Jepang. Akan tetapi, seleksinya sangat ketat dengan total pendaftar kemarin sekitar 220 orang. Alumnus kami yang lolos bekerja di luar negeri banyak.” (yull/**)