FOKUSJATENG – Asyiknya Belajar Teks Anekdot dengan Metode Project Based Learning. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat. Untuk itu dibutuhkan metode pembelajaran yang menarik perhatian para siswa, di antaranya adalah metode pembelajaran Bahasa Indonesia.
Sebagaimana anggapan siswa pada umumnya, mata pelajaran Bahasa Indonesia sering dianggap sepele, bahkan membosankan.
Namun, anggapan tersebut akan berbalik menjadi mata pelajaran yang menarik untuk dipahami asalkan dengan metode mengajar yang menyenangkan sehingga mudah dipahami.
Metode mengajar yang menyenangkan itulah yang diharapkan dapat mengubah mindset siswa tentang pelajaran bahasa Indonesia yang dianggap membosankan.
Lantas, bagaimana cara mengubah mindset tersebut? Ya, dalam hal ini seorang pengajar atau guru ditantang untuk mengekplorasi metode pembelajarannya.
Komunikasi non verbal
Point utama yang perlu dilakukan seoang guru Bahasa Indonesia adalah menghapus stigma ketinggalan zaman, bersifat kaku, serta menjadi “hakim” yang kejam terhadap kemampuan siswa melalui nilai.
Secara garis besar, upaya tersebut bisa dilakukan dengan meningkatkan gaya komunikasi yang dapat membangun suasana akrab salayaknya seorang teman curhat. Upaya itu bisa dimulai dengan mengajak siswa berbincang-bincang dengan topik di luar tentang pelajaran Bahasa Indonesia.
Baru kemudian, guru mulai mengarahkan topik pembicaraan tentang Bahasa Indonesia secara perlahan dengan kalimat yang lebih mendarat sebagaimana sebuah percakapan non formal.
Mendalami karakter siswa
Tantangan berikutnya adalah memahami karakter siswa sesuai dengan latar belakang yang berbeda. Dengan begitu seorang guru dapat menerapkan metode yang cocok untuk memudahkan atau merangsang siswa berfikir kritis yang selaras dengan latar belakang sosial, budaya dan ekonomi keluarga siswa.
Metode yang akan diterapkan penulis adalah metode Project Based Learning. Project Based Learning atau akronim PBL adalah pemanfaatan proyek dalam proses belajar dengan tujuan memperdalam pembelajaran, di mana siswa menggunakan pertanyaan – pertanyaan investigatif dan teknologi yang relevan dengan hidup mereka.
Proyek-proyek ini juga berfungsi sebagai bahan menguji dan menilai kompetensi siswa pada mata pelajaran tertentu, bukan dengan menggunakan ujian tertulis (Kreshna:2012).
Pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik, siswa akan dihadapkan suatu permasalahan atau tantangan dari guru, siswa dapat mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan guru. Siswa secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan.
Proses evaluasi dilakukan secara berkelanjutan,siswa secara berkala dengan melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dilaksanakan. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif dan situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Berikut ini adalah langkah – langkah model pembelajaran Project Based Learning pada materi teks Anekdotdi kelas X (sepuluh).
Pertama pembelajaran orientas masalah, dimulai dengan pertanyaan ensesial,misalnya apakah kalian pernah mendengar tentang anekdot?Apa yang kalian setelah membaca tentang teks anekdot?Apakah kalian mempunyai cerita tentang teks anekdot?
Kedua mengorganisasi, siswa dibagi kelompok untuk berkolaborasi atau berdiskusi tentang teks anekdot yang diberikan guru. Selanjutnya siswa berdiskusi untuk menemukan struktur teks anekdot untuk dipresentasikan.
Ketiga membimbing dan penyelidikan secara individu maupun kelompok. Guru mengawal atau memandu dan mengarahkan diskusi yang dilakukan siswa. Siswa juga bisa berfikir kritis tentang materi yang dicari. Siswa harus bisa menemukan masalah tersebut dengan kolaboratif supaya penemuanya masalah bisa konkret.
Keempat mengembangkan dan menyajikan hasil, siswa dengan bimbingan guru berdiskusi tentang struktur dalam teks anekdot dan menuliskan hasil diskusinya. Siswa dari setiap perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya dan siswa lain memberikan tanggapan dengan bimbingan guru.
Kelima menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, siswa dalam kelompoknya melakukan koreksi terhadap hasil diskusi menentukan struktur teks anekdot. Langkah – langkah berikutnya adalah siswa dan guru melakukan refleksi pada aktivitas dan proyek yang sudah dijalankan.
Adapun manfaat pembelajaran Project Based Learning dalam pembelajaran teks anekdot tersebut adaah, siswa lebih aktif dan kritis, pembelajaran lebih menarik dan semangat, guru berperan sebagai fasilitator, memberikan kesempatan siswa untuk membagi waktu atau manajemen aktivitas tugas yang dikerjakan, sehingga bisa melatih kemandirian konsep yang akan dihadapi kedepannya.*** (Endry Widodo, Guru SMK N 2 Wonogiri)