Selama Pandemi COVID-19, Pelaku UMKM di Boyolali Kian Menjamur

UMKM menjamur di Boyolali

Bupati Boyolali M Said Hidayat menuliskan kata kenangan peresmian Kantor Cabang Bank Jateng Syariah di Boyolali Kota pada Rabu (2/2/2022). (yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Pertumbuhan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kabupaten Boyolali kian menjamur di selama masa pandemi COVID-19.
Bupati Boyolali M Said Hidayat memaparkan pelaku UMKM terus meningkat tiap tahunnya. Tercatat pada kurun 2015-2021 ada 6.900 UMKM di Boyolali. Angka tersebut terus naik hingga 13 ribu pelaku dan pada 2022 ini naik menjadi 70 ribu UMKM. Namun, dari pendataan yang dilakukan, hanya 42 ribu pelaku UMKM yang masih aktif. Sisanya, masih tercatat namun, tidak lagi aktif dalam kegiatan usaha.
“Selanjutnya data UMKM tidak aktif itu kita pisahkan dulu. Dengan demikian perbankan bisa mendukung UMKM yang aktif untuk diprioritaskan. Meski semua UMKM tetap diprioritaskan, tapi ada ketepatan sasaran. Sehingga disituasi pandemi, geliat ekonomi masyarakat harus didukung untuk menambah kekuatan dalam pemulihan perekonomian di Boyolali,” jelasnya usai peresmian Kantor Cabang Bank Jateng Syariah di Boyolali Kota pada Rabu (2/2/2022).
Bupati menegaskan, pemulihan perekonomian masyarakat bisa dilakukan dengan kemajuan UMKM. Namun, kegiatan bisnis dan usaha perlu dukungan semua lini. Termasuk pendanaan yang bisa didapat dari perbankan utamanya dalam pemberian kredit usaha rakyat (KUR). Diharapkan bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Hasil pendataan UMKM. Ternyata banyak peningkatannya. Pendataan ini agar ketepatan sasaran bisa diwujudkan. Kami minta bank-bank hadir untuk membantu para pelaku UMKM,” ujarnya.
Senada, Direktur Dana, Jasa dan UMKM Bank Jateng, Irianto Harko Saputro menyebut pertumbuhan KUR tersebesar justru berasal dari UMKM. Ada puluhan ribu pelaku UMKM yang digandeng dan dilakukan pendampingan usaha. Selama 2021, pencairan KUR Syariah mencapai Rp 383,5 miliar dan mengalami pertumbuhan hingga 373 persen.
“KUR kita yang tersalur mencapai 99,96 persen, artinya hampir semua telah tersalurkan. Angka pertumbuhan ini juga naik pesat dibanding 2020 lalu. Dan pertumbuhan 373 persen ini akan menjadi target kami pada 2022. Kami harap bisa berkontribusi maksimal pada PAD Jateng dan bisa dirasakan masyarakat,” katanya.
Untuk mendukung pemukihan ekonomi masyarakat, Bank Jateng Syariah turut menggandeng UMKM. Tidak hanya dalam pemberian KUR, pihaknya juga melakukan pendampingan usaha dan pengetahuan seputar bisnis bagi pelaku UMKM.
“Kami juga menyediakan co-working space atau wadah berkumpul bagi pelaku UMKM. Pertemuan digelar dua kali dalam sepekan dengan materi cara pengajuan kredit, pengelolaan kredit hingga pola pemasaran. Kemudian pelaku UMKM juga difasilitasi dengan virtual expo yang mampu merambah pasar internasional,” ujarnya.