Tertimbun Tanah Longsor, Jalan Penghubung Dua Desa di Boyolali Terputus

tanah longsor

Akses jalan yang tertutup material longsoran ini merupakan akses terdekat warga Desa Sangup ke Desa Lanjaran (yull/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Bencana tanah longsor terjadi di kawasan lereng timur Gunung Merapi. Akibat kejadian itu, akses jalan penghubung dua desa di wilayah setempat terputus, pada Minggu (16/1/2022).
Camat Tamansari, Wur Laksono mengatakan peristiwa tanah longsor di kawasan itu diakibatkan intensitas hujan yang tinggi. Dampaknya, jalan penghubung antara Desa Sangup dengan Desa Lanjaran, Kecamatan Tamansari tertutup material tanah longsor.
“Material longsor itu menutupi seluruh badan jalan dengan ketinggian mencapai 7 meter, sehingga pengguna jalan tidak dapat melintas. Tidak ada korban dalam kejadian tersebut,” kata dia, Senin (17/1/2022).
Hingga Senin (17/1) pagi, ungkap dia, BPBD Boyolali dengan menggunakan alat berat di bantu TNI/Polri dan warga sekitar masih melakukan pembersihan material tanah longsor yang menutupi badan jalan, Pihaknya meminta masyarakat dan pengengguna jalan yang sering melintasi jalan tersebut untuk meningkatkan kehati-hatian, mengingat saat ini merupakan puncak musim penghujan.
“Saat ini masih proses evakuasi material longsor, tetapi sebagian badan jalan sudah bisa dilalui,” katanya.
Sementara, Kepala Desa Sangup, Kecamatan Tamansari, Triyono mengatakan tebing yang longsor ini tingginya mencapai lebih dari 21 meter dengan lebar 25 meter. Tanah longsor ini terjadi setelah semalaman wilayah lereng timur Merapi ini diguyur hujan lebat. Lalu pada pagi harinya, sekira pukul 06.00 WIB, tebing tersebut longsor.
” Lokasinya yang jauh dari pemukiman penduduk, sehingga tidak ada yang mendengar atau melihat langsung tanah longsor ini,” ujarnya.
Dia menyebut akses jalan yang tertutup material longsoran ini merupakan akses terdekat warga Desa Sangup ke Desa Lanjaran.
” Akses warga di dua desa tertutup total. Karena akses terdekat kedua desa ini hanya ini,” ujarnya.
Bahkan, tanah longsor ini mengakibatkan warga 300 warga Dukuh Karang Loh yang akan menuju Balai Desa Sangup harus memutar sejauh 7-8 kilometer. Warga harus turun dulu menuju wilayah Desa Sumur, lalu naik lagi menuju Balai Desa Sangup.
” Iya, karena Desa Sangup ini adalah desa tertinggi di wilayah tamansari,” ujarnya.