Ini Imbauan Bank Indonesia kepada Masyarakat terkait Peredaran Uang Palsu

Deputi Kepala Perwakilan BI Solo Gunawan Purbowo meminta masyarakat untuk lebih teliti dan waspada terhadap peredaran uang palsu (Upal) (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Deputi Kepala Perwakilan BI Solo Gunawan Purbowo meminta masyarakat untuk lebih teliti dan waspada terhadap peredaran uang palsu (Upal). Mengingat proses pembuatan upal yang dilakukan para pelaku, kini semakin canggih. Hal itu diungkapkan Gunawan Purbowo terkait pengungkapan kasus Upal yang di bongkar jajaran Polres Boyolali.

“Pembuatan uang palsu di Boyolali ini bisa dibilang cukup canggih,” kata Gunawan yang turut dihadirkan dalam pres converence pengungkapan kasus sindikat uang palsu di Mapolres Boyolali. Jumat (24/9/2021).

Uang palsu kali ini, jika dibanding dengan temuan kasus sebelumnya yang dibongkar jajaran Polres Klaten. Menurut Gunawan, lebih halus nyaris menyerupai uang aselinya. Bahkan, secara kasat mata, uang palsu ini hampir tidak ada bedanya.

Mulai dari segi bentuk, warna hingga tekstur uang ini nyaris sama dengan uang asli. Akan tetapi, jika lebih diperhatikan lagi, masyarakat akan menemukan perbedaan.Tingkat kekasaran uang palsu ini berbeda dengan yang asli, kemudian pita pengaman upal tersebut juga cukup mencolok.

“Lembaran uang palsu ini lebih halus, Tapi tetap dari segi warna dan tekstur uang kertas ini berbeda dengan uang asli,” ujarnya.

Dia menyebut jika diperhatikan lebih teliti, warna uang palsu ini lebih cerah. Selain itu, tingkat kekasaran uang ini pada uang juga berbeda. Huruf dan angka timbul pada uang palsu ini masih lembut.

“Kualitasnya masih jauh dari uang asli. Kalau tidak teliti, bisa tertipu. Untuk kualitas, ketika dilihat uang yang Rp 100 ribu warnanya lebih terang, ketika diraba juga tidak kasar seperti uang asli karena cetakan tidak timbul. Apalagi saat diterawang sangat jauh dengan uang asli,” imbuhnya.

Ketika dicek menggunakan money detector upal memantulkan cahaya. Padahal uang asli tidak memantulkan cahaya. Peredaran upal di Boyolali melonjak dua kali lipat tahun lalu. Sampai September ini sudah 1.802 lembar upal yang diamankan. Baik dari masyarakat yang melapor maupun temuan dari Polres Boyolali.

“Tahun 2020 upal yang ditemukan hanya 3.756 lembar dan 2019 4.322 lembar. Angka ini naik dua kali lipat. Selain dua modus itu biasanya upal diedarkan di pasar tradisional dan sore hari. Korbannya justru orang-orang tua. Makanya kami mengingatkan masyarakat tetap teliti,” katanya.

Kepala Unit Pengelolaan Uang Rupiah, BI Solo, Purwanto menambahkan sebaiknya melihat meraba dan menerawang uang yang diterima. karena peredaran uang palsu ini banyak dilakukan saat sore dan pagi hari. Ia pun memberikan saran kepada masyarakat, supaya tidak menjadi korban atau terpedaya oleh upal.

“Seperti ketika bertransaksi tunai tidak terburu-buru, hindari tempat gelap atau di malam hari, dan yang terakhir teliti atau memeriksa kondisi tekstur kertasnya,” pungkasnya.