FOKUS JATENG-BOYOLALI-Kendati baru pertama kali masuk sekolah sejak masa pandemi Covid 19, namun beberapa murid SDN 9 Boyolali terlihat antusias memanfaatkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), menjadi momen pertemuan dengan siswa maupun dengan guru.
Salah satunya, H. Arkan Putra mengaku senang bisa mengikuti pembelajaran di sekolah. Anak kelas 3 ini diantar jemput oleh orangtuanya. “Senang bisa ke sekolah lagi. Karena naik kelas 3 baru PTM. Sama ibu diberi masker dobel sama handsanitizer. Dipesani untuk jaga jarak juga,” ujar Arkan, Senin (6/9/2021) pagi,
Hal serupa juga terlihat di kelas 1, di hari pertama PTM ini diisi dengan penilaian tengah semester. Beberapa siswa kelas 1 tampak antusias belajar. Bahkan bersahut-sahutan meminta atensi guru.
“Ini kali pertama bertatap muka secara langsung di sekolah. Menjawab kerinduan kami pada siswa,” kata Kepala SDN 9 Boyolali, Ngatmi.
Dijelaskan, pihaknya lebih menekankan pada pendekatan pada siswa. Agar siswa tidak kaku saat mengikuti PTM. Pembelajaran ini dilakukan setelah sekolah mendapatkan izin dari Disdikbud Boyolali pada Sabtu lalu. Pihaknya langsung mengirimkan surat izin mengikuti PTM dari orangtua.
“Responnya bermacam-macam. Ada yang menulis setuju, mendukung PTM dan lainnya. Dari 308 siswa, semua wali murid mengizinkan. Pèmbelajaran untuk kelas bawah (kelas 1,2,3) selama 90 menit dan kelas atas 120 menit,” jelasnya.
Hal tersebut dibuktikan dengan antusias orangtua dalam mengantar jemput anak. Hal itu juga dimanfaatkan untuk mendampingi belajar anak. Setiap pertemuan, guru akan menyisipkan perilaku taat prokes. Selain itu sekolah juga memaksimalkan tim satgas covid-19. Ada yang bertugas mengatur jalan, mengecek suhu, mengarahkan siswa untuk cuci tangan dengan sabun hingga teknis prokes saat di kelas.
“Guru mata pelajaran harus sudah standby di kelas. Dan jeda waktu pergantian sif kami manfaatkan dengan menyemprot ruangan yang akan dan baru saja digunakan,” katanya.
Saat ini sekolah menekankan pada karakter prokes. Guru menjadi role model untuk memotivasi anak untuk taat prokes dan berprestasi di tengah pandemi.
“Kita tetap rutin berkoordinasi dengan orangtua. Para orangtua akan datang ke sekolah tiap seminggu sekali secara terjadwal. Koordinasi ini memudahkan sekolah dalam memastikan anak terfasilitasi belajar,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto mengatakan ada 46 SD yang mengikuti PTM perdana. Namun, belum pembelajaran karena masuk masa PTS. Selain itu, antusias siswa dan orangtua sangat tinggi. Menilik 100 persen orangtua mengizinkan.
“Hari ini juga perluas jenjang SD. Ada SD inti dan imbas. Ada 57 SD inti di Boyolali saya beri kesempatan ujicoba PTM. Sifatnya tidak wajib, semua tergantung kesiapan sekolah,” pungkasnya.