Pemkab Boyolali Terapkan E-Retribusi, Pasar Sambi Jadi Pilot Project

Seorang pedagang menunjukkan kartu untuk e-retribusi di Pasar Sambi, Boyolali. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Pasar Sambi dijadikan pilot project penerapan sistem elektronik atau e-retribusi. Peluncuran kartu e-retribusi ini dilakukan secara langsung oleh Bupati Boyolali, Seno Samodro di halaman Pasar Sambi, Kecamatan Sambi, Senin (11/11/2019).

“Ini bagian dari Smart City yang saya gembar gemborkan. Uang yang beredar semakin sedikit, semuanya menggunakan teknologi, berarti angka kriminalitas pasti akan turun. Itu salah satu manfaatnya,” kata Seno usai meresmikan e-retribusi.

Dijelaskan, dipilihnya pasar Sambi karena sarana dan prasarananya memadahi. Apalagi pasar tersebut baru selesai dibangun beberapa tahun terakhir. ”Pedagang saya rasa sudah siap menjalankan sistem baru ini. Pedagang yang berjualan juga sudah modern dan tahu teknologi,” ujarnya.

Sementara Kepala Disdagperin Boyolali, Karsino menambahkan E-retribusi merupakan cara pemungutan retribusi pedagang pasar dengan menggunakan kartu. Dalam penerapannya, pedagang tidak lagi membayar retribusi yang ditukar dengan karcis, namun cukup ‎menggesek kartu e-retribusi ke perangkat elektronik yang dibawa petugas dan saldo pedagang akan berkurang sesuai nilai retribusi yang perlu dibayarkan.

“Salah satu manfaat e-retribusi selain peningkatan pendapatan juga menertiban terhadap kebocoran kebocoran di petugas pasar,” ujarnya.

Pelucuran e-retribusi untuk saat ini menyasar 64 pedagang kios yang berada di kios Pasar Sambi, diwacanakan program tersebut akan terus berlanjut ke Pasar Boyolali Kota, Pasar Sunggingan dan Pasar Karanggede.

“Penerapan kegiatan ini untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di tahun berikutnya sekaligus bisa bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat Boyolali,” kata Karsino.

Adapun mekanisme pelaksanaan sistem e-retribusi, yakni setiap pemilik kios akan diberikan sebuah kartu. Pengisian saldo untuk kartu tersebut bisa melalui top up (isi ulang) atau dipotong langsung dari saldo tabungan di Bank Jateng. Setiap hari akan ada petugas yang berkeliling ke kios-kios untuk melakukan penarikan.

“Biaya retribusi dibebankan setiap kali kios atau toko tersebut buka dengan biaya Rp 1.400 per buka toko,” katanya.
Salah satu pedagang Pasar Sambi, Siti Hasrifah mengaku senang. Adanya e-retribusi membuat dia tidak perlu mencari uang recehan kecil untuk bayar retribusi.

“Sistem ini cukup praktis, tinggal nempel, dan tidak perlu mencari uang pecahan kecil,” tandasnya.