FOKUS JATENG-KARANGANYAR-Warga yang bermukim di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Dusun Sendang, Desa Sepanjang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mendadak gempar Jumat 2 November 2018. Kambing milik warga sebanyak delapan ekor mati misterius. Dugaan kuat, kambing-kambing ini mati lantaran serangan hewan buas harimau lereng Gunung Lawu.
Kejadian ini bermula pada Selasa malam 30 Oktober 2018 malam sekitar pukul 24.00 WIB, salah satu warga Sendang menemukan empat ekor kambing miliknya mati dengan sejumlah luka gigit diduga binatang buas. Selain itu, warga yang diketahui beranama Karto Wagiyo juga mengaku kehilangan satu ekor kambing yang diduga kuat dibawa lari oleh binatang buas tersebut.
Kejadian serupa juga dialami oleh Arjo Paimin, di malam setelahnya. Yakni pada Rabu (31/10) malam, sekitar pukul 23.00 WIB mendengar suara berisik yang berasal dari kandang hewan ternaknya. Karena curiga, pemilik kambing itu mengecek melalui pintu dapur.
“Setelah membuka pintu melihat ada seekor macan (harimau) yang berada di dalam kandang kambing dan tiga ekor kambing yang terluka dan sekarat. Tak lama kemudia harimau itu langsung loncat dan pergi ke arah belakang rumah dan masuk ke semak-semak,” terang Camat Tawangmangu Rusdianto.
Beruntung tiga kambing yang sempat dilukai itu sempat disembelih. Mengetahui harimau telah pergi dan memanggil tetangganya untuk disembelih. Namun pasca kejadian itu membuat sejumlah warga lain terutama yang tinggal di lereng gunung lawu dan berbatasan lansung dengan perkebunan dan hutan menjadi was-was.
“Ada 8 ekor kambing total yang mati diterkam harimau. Kondisi ini jelas membuat warga khawatir. Tapi kita telah melakukan antisipasi dengan melakukan penjagaan,” urai dia.
Pasca adanya serangan hewan buas ke kadang ternak milik warga, Rusdianto menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Salah satunya dengan menggelar penjagaan dan patroli yang dilakukan oleh warga secara bersama-sama. Selain itu, pihaknya juga menghibau untuk masyarakat mengaktifkan kentungan sebagai alat komunikasi massa untuk tanda bahaya sekaligus untuk menghalau serangan harimau.
“Warga juga membuat bunyi-bunyian da mencari kaleng bekas yang ditaruh di sekitar kandang. Sesekali dibunyikan untuk menghalau harimau agar tidak berani datang. Masyarakat juga kami himbau untuk membuat jebakan atau jaring dan lain sebagainya,” tandasnya.
Kamis malam kemarin, pihak Muspika Kecamatan Tawangmangu telah melakukan giat patroli bersama untuk pengamanan dari serangan hewan buas. Dibantu masyarakat setempat, di malam ketiga tidak ada kejadian hewan ternak yang kembali diterkam oleh hewan buas.
“Kalau memang masih ada serangan harimau, kita sudah siapkan langkah-langkahnya. Salah satunya dengan menggandeng BKSDA. Kami yakini untuk harimau yang menyerang ternak warga lebih dari satu ekor, dengan melihat banyaknya kambing yang jadi korbannya,” kata dia.