FOKUS JATENG – SRAGEN – Keberadaan embung dan waduk sangat dibutuhkan di wilayah yang rawan kekeringan di musim kemarau. Sebab, adanya penampungan air raksasa ini sangat berfungsi di bidang pengairan pertanian, seperti di wilayah Sragen, Jawa Tengah.
Pembangunan embung dan waduk ini harus ditangani pemerintah pusat. Sebab jika mengandalkan anggaran dari pemerintah daerah tidak mencukupi. Hal ini diungkapkan anggota Komisi IV DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti, saat berkunjung di Kabupaten Sragen dalam acara
“Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan” di Kecamatan Mondokan beberapa waktu yang lalu.
Kekeringan pada musim kemarau sebagian petani di wilayah tertentu menanam palawija karena tidak ada air. ”Seperti di Mondokan, Sragen petani menanam palawija, bisa tanam padi asal ada embung yang memadai,” katanya.
Lantas pihaknya menyampaikan sudah berupaya menukar aspirasi dengan Komisi V untuk pembuatan embung di Sragen dengan aspirasi Alat dan mesin Pertanian (alsintan). Hanya saja tidak ada yang mau karena di dapil masing-masing juga membutuhkan.
Pihaknya menyampaikan ada beberapa embung dari Provinsi, tapi jumlahnya juga sangat kurang. Dia menilai sektor pertanian butuh perhatian besar dari pemerintah pusat.
”Jangan harap dari pemerintah kabupaten, uang sudah habis, karena beban biaya rutin tinggi dan pendapatan asli daerah (PAD) juga tidak banyak. Kalau di push PAD berarti menekan dari duitnya rakyat, jadi harus ada backup dari pemerintah pusat,” ungkap politikus PDI Perjuangan ini.
Sementara soal Aspirasi alsintan, pihaknya menyampaikan yang diajukan tahun ini akan direalisasi 2019 nanti. Pada tahun ini Agustina memberikan sekitar 50 traktor, pompa air, Mombine, Unit pengolahan pupuk organik. Saat bantuan ini masih dalam pemberkasan.
Kebutuhan bantuan air untuk Pertanian juga menjadi catatan Ketua Komisi II DPRD Sragen Sri Pambudi, terutama di kawasan utara bengawan. Dia menyampaikan para petani di sekitar Sragen mulai menjerit karena persoalan air.
”Kekeringan terjadi setiap tahun, kami berharap kedepan pemerintah pusat harus lebih solutif,” ujar Pambudi, Senin 6 Agustus 2018.
Dia menyampaikan Pemkab Sragen sendiri tidak punya anggaran khusus dari APBD untuk pembuatan sumur dalam bagi kebutuhan petani. Saat ini pembuatan sumur dalam hanya mengandalkan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan titiknya tidak banyak. ”Keuangan daerah berat dan hanya mengandalkan DAK,” terang politikus Golkar ini.