Produksi Pupuk Cacing Lumbricus Rebelus Sambirejo Sragen Pantik Simpati Dandim Sragen dan Danrem Warastratama

Dandim Sragen Letkol Arh Camas Sigit Prasetyo, bersama Danrem 074/Warastratama Kolonel Inf Widi Prasetiyono mengunjungi rumah produksi pupuk milik Suroso (50), warga Dukuh Gempol, Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, Rabu 18 Juli 2018. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-SRAGEN-Dandim Sragen Letkol Arh Camas Sigit Prasetyo, bersama Danrem 074/Warastratama Kolonel Inf Widi Prasetiyono meninjau prodak rumahan berupa pupuk berbahan baku kotoran cacing tanah di Sragen, Rabu 18 Juli 2018. Rumah produksi pupuk ini milik Suroso (50), warga Dusun Gempol, Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.

Dalam memproduksi pupuk, Suroso bekerja sama dengan Wawan, pemilik CV Maju Bersama Kita dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Handayan. Produksi pupuk ini berawal dari usaha Wawan beternak cacing mengajak Suroso yang merupakan sahabat lamanya untuk mengembangkan usaha tersebut.

Wawan berfikir bahwa kotoran cacing dari pada tidak terpakai dibuang menimbulkan bau. Dari situlah  timbul ide untuk memanfaatkan kotoran cacing menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi para petani maupun penghobi tanaman hias.

Sisa kotoran tersebut dicoba untuk ditaburkan ke tanaman dalam pot dan alhasil tanaman tersebut menjadi subur. Adapun cacing yang dibudidayakan Wawan adalah jenis Lumbricus Rebelus dari Thailand.

Menurut wawan, cacing tersebut dianggap paling bagus di antara jenis cacinglainnya. Cacing tersebut mempunyai kandungan 76 persen protein yang bagus untuk campuran pakan ternak seperti ikan, ayam, bebek dan lainnya.

“Selain beternak cacing, saya juga memproduksi pakan cacing dan berkembang membuat pupuk dari kotoran cacing yang disebut Kascing. Usaha ini sudah saya rintis sejak tahun 2016,” terang Wawan.

Dia berharap produksi pupuk ini bisa memberdayakan masyarakat guna memperbaiki ekonomi masyarakat sekitar. “Harapan kami tidak muluk-muluk, kami berharap punya home industri di tiap kecamatan di Kabupaten Sragen. Kami butuh waktu untuk mengumpulkan modal guna mengembangkan usaha ini,” kata dia.

Danrem dan Dandim mengapresiasi home industri tersebut. “Saya berharap pihak pemerintah daerah membantu modal usaha untuk masyarakat pedesaan tersebut, serta membantu mematenkan produk jika diperlukan” harap Danrem.