FOKUS JATENG-BOYOLALI-Harga kebutuhan pokok selama Lebaran sempat naik. Salah satunya daging ayam yang melambung dan hingga kini masih cukup tinggi.
Menyikapi kondisi itu, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah melakukan upaya-upaya. Upaya pengendalian harga juga dilakukan terhadap daging ayam di pasaran. Kenaikan terjadi lantaran pasokan berkurang dan tak sebanding dengan banyaknya permintaan.
“Dengan operasi pasar, maka harga daging ayam mulai turun,” terang Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita usai acara Dialog Nasional Indonesia Maju di Balai Sidang Mahesa, Boyolali, Sabtu 23 Juni 2018.
Bahkan, jika kedepan, harga tak juga turun lagi maka pihaknya bakal menambah pasokan di pasaran. Yaitu dengan menurunkan daging ayam dari peternak besar atau integrator langsung ke pasar-pasar. “Kalau harga daging ayam masih tinggi, maka kami akan minta integrator menjual ayam ke pasar- pasar,” jelas dia.
Selama ini pemerintah melarang integrator menjual daging ayam langsung ke pasar. Pasalnya, jika dilakukan maka bakal membuat para peternak ayam mandiri kolap karena tak bisa bersaing.
“Kami masih percaya pada peternak ayam mandiri. Beberapa waktu lalu, sudh ada pertemuan dan ternyata harga bisa turun. Memang tidak bisa drastis, penurunan bertahap,” katanya.
Sementara itu, dari pantauan di lapangan, harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional di Boyolali mulai mengalami penurunan. Seperti di Pasar Tompen, Desa Bangak, Kecamatan Banyudono. Harga daging ayam kini berkisar antara Rp 38.000- Rp 40.000 per kilogram.
Seperti diungkapkan, asalah satu pedagang daging ayam, Suparti (45). Dia mengaku kenaikan harga memuncak beberapa hari sebelum lebaran. Kini harga mulai turun sejak sepekan terakhir. Semula harganya mencapai Rp 45.000/kg.
“Itu terjadi sebelum lebaran. Setelah lebaran ini harga cenderung turun. Selain menurunnya permintaan, harga dari pedagang besar juga sudah mulai turun,” tuturnya.