MOMEN RAMADAN 2018: BI Solo Buka Layanan Penukaran Uang Pecah di Boyolali

Penukaran uang baru di kompleks perkantoran Pemkab Boyolali, Senin 27 Mei 2018. (Dok. Diskominfo Boyolali/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Kantor Perwakilan Bank Indonesi Solo (KPw BI Solo) membuka layanan kas keliling yang menyediakan uang rupiah pecahan kecil untuk masyarakat. Layanan ini diselenggarakan dengan menggunakan mobil yang mengambil lokasi di halaman Kantor Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Boyolali sekitar Lembu Sora, pada Senin 28 Mei 2018.

Dijelaskan Kepala Kantor Perwakilan BI Solo, Bandoe Widiarto bahwa BI dengan menggandeng empat perbankan di Kabupaten Boyolali, yakni BNI, BRI, Bank Mandiri, dan BPD Bank Jateng membuka layanan dengan istilah menjemput bola ke masyarakat. Selain masyarakat bisa menukarkan di kantor bank yang telah ditunjuk, BI Solo juga melayani masyarakat dalam layanan penukaran di Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali.

“Target kita adalah ASN dan masyarakat untuk bisa menukarkan bersama disini. Kita hari ini menyiapkan modal penukaran cukup banyak, yakni pecahan kecil sekitar 3,3 miliar untuk melayani sekitar 700 penukar,” jelas Bandoe.

Menurut Bandoe, BI Solo memilih Kabupaten Boyolali sebagai tempat karena berbagai alasan. Salah satunya karena BI Solo mengapresiasikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali yang mencapai lima persen. Selain itu pula, hal mendasar yang menjadi penyebab inflasi di Soloraya berasal dari angkutan udara karena bandara Adi Soemarmo berada di wilayah Boyolali. Karena melalui angkutan udara ini, kerugian masyarakat lebih kompleks saat lebaran dengan tarif tiket yg lebih mahal.

“Alasan lainnya yakni jajaran Pemkab Boyolali yang bersih dari KKN karna saya tahu bahwa Boyolali sangat progresif untuk menerapkan non cash. Karena Boyolali sangat serius agar tidak ada pungutan maupun transaksi di bawah tangan. Tepat waktu dan tepat tujuan,” tandas Bandoe.

Untuk nilais estimasi kebutuhan uang baru menjelang Lebaran tahun ini menurut Bandoe mengalami kenaikan dari tahun 2017 senilai sembilan persen. Jika di tahun 2017 berkisar di Rp 4,6 triliun, tahun ini meningkat menjadi Rp 5,034 triliun. Untuk Kabupaten Boyolali sendiri, BI Solo mempersiapkan Rp 3,3 miliar untuk melayani penukaran uang masyarakat di Kota Susu.

Dengan banyak loket loket penukaran yang disediakan, BI Solo mengimbau supaya masyarakat menukarkan di loket atau bank yang ditunjuk, jangan menukar di pinggir jalan.

“Karena disitu (penukaran di pinggir jalan-red) sangat berisiko. Selain dikenai biaya maka juga akan ada kemungkingan adanya uang palsu. Kita harapkan masyarakat bisa lebih memilih untuk menukarkan di tempat yang kita tunjuk,” ungkap Bandoe.

Bupati Boyolali Seno Samodro ikut menukarkan uang Senin 27 Mei 2018. (credit-Dok.%20Diskominfo%20Boyolali/Fokusjateng.com)

Senada dengan apa yang disampaikan Bandoe, Bupati Boyolali Seno Samodro mengaku sepakat dengan himbauan BI Solo agar masyarakat tidak menukarkan uang di pinggir jalan. “Jadi saya sepakat dengan BI Solo agar penukaran uang tidak dilaksanakan di jalan. Dan untuk para ASN serta masyarakat kami berikan kesempatan. Tukarlah uang, manfaatkanlah sebaik baiknya,” jelas Bupati Seno.

Masyarakat hanya perlu menggunakan KTP sebagai bukti penukaran uang pecahan agar sesuai dengan identitas si penukar. Secara prinsip jumlah uang yang ditukar tidak dibatasi, akan tetapi supaya rata BI Solo menetapkan Rp 4,4 juta untuk satu orang. Apabila nanti dirasakan kurang, masyarakat bisa menukarkan di Benteng Vastenburg pada 5 – 7 Juni esok.