Eko Pujianto Warga Tanon Sragen, 23 Tahun Menderita Lumpuh Layu, Butuh Uluran Tangan Dermawan

Kondisi Eko Pujianto, penderita lumpuh layu memprihatinkan Selasa 27 Maret 2018. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-SRAGEN-Nasib memprihatinkan dialami Eko Pujianto (23), warga Dukuh Sanggrahan, Desa kebonagung, Kecamatan Tanon, Sragen. Dia menderita lumpuh layu sejak usia lima bulan. Hingga saat ini hanya bisa berbaring di tempat tidur beralaskan tikar.

Sehari-hari Eko dirawat Siti Nuriyah, yang merupakan kakak dari orang tua Eko. Awalnya Eko demam tinggi disertai kejang-kejang ketika itu di Jakarta bersama orang tua. Lantas diperiksakan ke Rumah Sakit Jakarta. Namun kata Dokter Eko hanya mengalami panas biasa.

Setelah dibawa pulang demamnya tidak turun, justru bertambah panas, bahkan disertai kejang-kejang. Perawatan di rumah dengan cara dikompres air dingin dengan harapan panas bisa turun. Melihat kondisi Eko, orang tua hanya pasrah kepada Tuhan.

Seiring berjalannya waktu, kedua orang tua Eko meninggal di saat Eko berusia 20 tahun. Pada tahun 2016, Eko Pujiyanto dan adik kandungnya, Amelia Putri Lestari, dititipkan di rumah sang bude di Dukuh Sanggrahan, Desa Kebonagung, Tanon, Sragen.

Selama dua tahun ini, Siti dan sang suami, Sariadi yang merawat Eko Pujiyanto, mulai memandikan, menyuapi, dan mengganti pakaian. “Yang dipasrahi merawat Eko itu saya dari adik saya,” tuturnya Selasa 27 Maret 2018.

Sementara itu, Dewi Novita, petugas Dinas Sosial Sragen mengatakan, diharapkan stakeholder yang terkait ikut berpartisipasi atas kesembuhan Eko dan penderitaan Eko. Karena ini adalah tanggung jawab bersama. “Saya berharap seluruh stakeholder yang terkait ikut bertanggung jawab. Apalagi kedua anak ini adalah anak yatim piatu,” kata kordinator Komonitas” Great Family” ini.