FOKUS JATENG-SRAGEN-Para pedagang Pasar Bunder Sragen mengeluhkan omzet jualan mereka menurun beberapa bulan terakhir. Penyebabnya diduga penerapan peraturan sistem satu arah (SSA) di sekitar pasar.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen Muhari mengatakan, SSA sudah diuji coba dan ditetapkan di kawasan kota untuk memecah kemacetan. SSA sudah dilaksanakan sejak 17 September 2017 yang lalu dan berjalan 5 bulan hingga kini.
Namun penerapan SSA itu masih tetap ada pro dan kontra. Walaupun dari pengguna jalan sendiri tidak terlalu mempermasalahkan, tetapi beberapa pedagang pasar kota merasa keberatan.
”Beberapa pedagang merasa omzetnya turun. Tapi dari omzet turun itu perlu kajian mendalam lintas sekktoral,” tuturnya Sabtu 17 Februari 2018.
Omzet pedagang menurun ini membutuhkan kajian mendalam. Sebab, ada kemungkinkan penyebab lain selain penerapan SSA. Pihaknya menjelaskan, bupati juga mengambil kebijakan untuk menganalisis masalah itu. ”Kebijakan bupati diuji coba selama 3 bulan untuk Jalan WR Supratman. Roda dua bisa dua arah, Meteor ke selatan sampai timur atrium,” terangnya.
Uji coba selama 3 bulan mulai tanggal 20 Februari hingga 20 Mei. Jika dalam 3 bulan tersebut masih terjadi penurunan omzet, tentu bukan SSA yang menjadi penyebab turunnya omzet pedagang.
Sebelumnya, Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno sempat meninjau kondisi jalan di sekitar pasar. Pihaknya menegaskan, pemkab tengah menindaklanjuti keluhan dari masyarakat, terutama pedagang pasar setelah diberlakukannya SSA.
”Salah satu yang bakal dilakukan adalah melakukan rekayasa dan penataan pasar. Seperti penataan parkir untuk memudahkan mereka yang bakal lewat dan parkir di pasar,” jelasnya.