Tahun Politik, MUI Sragen Mewanti Warga Jauhi Politik Uang

Sekretaris MUI Sragen Muhammad Fadlan (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-SRAGEN-Tahun 2018 dan 2019 merupakan tahun politik. Gelaran pemilihan umum (pemilu) terus berproses. Menghadapi tahun politik ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sragen mewanti warga untuk menjauhi politik uang.

Sekretaris MUI Sragen Muhammad Fadlan menyampaikan bahwa pihaknya melihat 2018 sebagai tahun politik.  Yang mana mengingat banyaknya agenda politik dari tingkat nasional hinga tingkat desa. Dari Persiapan Pilpres, Pileg, Pilgub hingga Pilkades dalam waktu yang terbilang berdekatan.

Dirinya tidak menampik bahwa dalam proses sebelumnya politik uang masih dominan dalam proses demokrasi. Tak terkecuali pada Pilkades yang baru saja digelar akhir tahun 2017. ”Termasuk kejadian di Pilkades kemarin, ada politik uang kami tidak memungkiri,” katanya Rabu 10 Januari 2018.

Fadlan menyampaikan, money politic tersebut tidak akan membuat seorang pemimpin menjadi berwibawa dan tegas. Mereka akan tersandra dengan balas jasa dan mencari imbal balik, baik materi maupun imbal jasa.

Sementara itu,  pihaknya meminta agar kesadaran tumbuh bagi pemimpin dan masyarakat. Siapa lagi yang memberi contoh pada masyarakat kecuali para stakeholder yang ada saat ini. ”Baik yang saat ini memimpin atau para calon hendaknya menjadi contoh bagaimana menjalankan demokrasi dengan baik, tanpa harus menggunakan uang sebagai alat,” tegas dia.

MUI menginginkan proses demokrasi melalui pemlihan umum untuk menghindari politik uang. Pihaknya sangat setuju jika Polri dan KPK memantau dan menjerat hukum pelaku politik uang sebagai alat untuk membangun demokrasi. ”Jika diteruskan tentunya akan tidak sehat, tapi masyarakat sekarang semakin dewasa, tidak semua yang keluar uang besar pasti menang, tapi politik uang tetap masih berjalan,” tandasnya.