![](https://i2.wp.com/fokusjateng.com/wp-content/uploads/2017/08/pameran-ppud-di-boyolali.jpg?resize=570%2C375)
Sekjen Kemendag Karyanto Suprih dan Bupati Boyolali Seno Samodro membunyikan lonceng sapi di pembukaan PPUD 2017 di Alun-Alun Kidul Pemkab Boyolali, Kamis 3 Agustus 2017. | Istimewa
FOKUS JATENG – BOYOLALI – Pemkab Boyolali sangat rajin dalam menjalin kerja sama dengan pemerintahan luar negeri. Seperti meneken nota kesepahaman (memorandum of understanding atau MoU) dengan University of Gloucestershire (UOG) di Inggris dalam program pengiriman beasiswa Strata-2 (S-2).
Setelah Inggris, kini Pemkab Boyolali juga menjalin dengan kampus lain. Program peningkatan pendidikan bagi mahasiswa asal Boyolali ini, dijalin juga dengan adanya MoU dengan kampus Indonesia International Institute for Life Sciences (I3L) di Jakarta dan University of Applied Sciences and Arts Northwestern di Swiss. Namun untuk MoU kali kedua ini dengan program kerjasama double degree.
”Ada penawaran berbeda dengan kemarin, ini judulnya double degree antara I3L dan Universitas [University of Applied Sciences and Arts Northwestern] di Swiss,” terang Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali, Darmanto melalui Kepala Bidang Kebudayaan, Budi Prasetyaningsih di ruang kerjanya, Selasa 8 Agustus 2017.
Program ini, lanjut Ning, sapaan akrabnya menerangkan double degree ini akan memiliki dua gelar. Untuk kampus di Indonesia akan bergelar Magister Manajemen (MM) sementara yang di Swiss bergelar Master of Science in International Management. Sementara untuk yang di UOG akan kuliah sepenuhnya di Inggris selama satu tahun sesuai dengan jadwal yang ditentukan dengan satu gelar.
”Untuk yang double degree, nanti kuliahnya disini [Indonesia] dulu mulai 4 September sampai Januari. Setelah itu Februari berangkat ke Swiss hingga bulan Juli, sementara thesis bisa di Boyolali,” imbuhnya.
Saat ini sebanyak 18 peserta berkompeten mendaftar dalam program pendidikan yang merupakan ide dari Bupati Boyolali yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan pendidikan bagi masyarakat Boyolali ini. Pelayanan pendidikan dimaksud lanjut Ning dalam hal peningkatan pendidikan yang diharapkan pula dapat mencetak Habibie-Habibie Boyolali. Selanjutnya akan terpilih 10 peserta yang akan memilih kampus mana sesuai dengan minat dan hasil seleksi.
Panitia seleksi (pansel) tidak memiliki kepentingan mengarahkan peserta memilih kampus mana. ”Dalam waktu dekat, peserta akan dikumpulkan untuk menerima sosialisasi dari kedua Universitas tersebut,” terangnya. Tahapan selanjutnya, peserta akan mengikuti tes tertulis dan wawancara yang meliputi Tes Potensi Akademik (TPA), nasionalisme, psikotes dan lainnya.
Program pendidikan ini dijadwalkan selesai dalam satu tahun. Mahasiswa akan ditanggung seluruh biayanya yang meliputi biaya pendidikan, biaya hidup, asuransi dan transportasi yang diperhitungkan mencapai Rp 370 juta per orang. Untuk tahun 2017 ini, Disdikbud Boyolali menganggarkan sekira Rp 10 miliar untuk program pendidikan yang meliputi beasiswa S 1 double degree yang diikuti 20 orang, program bantuan biaya thesis dan skripsi mahasiwa, pemberian hadiah bagi siswa berprestasi dan program pendidikan lainya.
Sebagai ifnormasi, saat ini telah dijajaki penambahan pengiriman mahasiswa dengan program beasiswa ke kampus di Negara lain seperti Belanda, Jerman, Spanyol dan Perancis.