Meski Masuk Kriteria PTM 100 Persen, Boyolali Tetap PTM Terbatas

Covid 19

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali Darmanto (yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG –BOYOLALI- Peningkatan kasus covid-19 di sejumlah provinsi turut berdampak ke wilayah Jawa Tengah. Di beberapa daerah kasus covid baru sudah bermunculan, termasuk dilingkungan sekolah.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali Darmanto, kendati sebanyak 22.781 siswa SD SMP telah mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM), namun, pelaksanaan tetap digelar terbatas.
“Benar, Boyolali masuk kriteria untuk menggelar PTM 100 persen, namun, hal tersebut rawan pelanggaran prokes. Karena lembelajaran paling ideal itu PTM. Jadi tetap berjalan terbatas, tidak 100 persen,” ujarnya di Boyolali pada Senin (31/1/2022).
Sejauh ini sebanyak 685 SD dan SMP di Boyolali tetap menjalankan PTM terbatas dengan dua sift dengan kuota masing-masing 50 persen. Siswa juga mengikuti pembelajaran selama enam hari dalam seminggu. Jam pembelajaran juga dibatasi maksimal 6 jam pelajaran atau sekitar 3 jam. Namun, konsekuensinya, guru harus mengajar dua sift.
“Jadi kami sudah kita perhitungkan. Semua ada risikonya (PTM terbatas atau 100 persen,red). Tapi kami prioritaskan kesehatan dan keselamatan para siswa. Selama ini tidak ada kendala PTM dan tidak ada temuan paparan,” katanya.
Sementara itu, sebanyak 685 sekolah jenjang SD dan SMP telah melaksanakan PTM terbatas. Terdiri dari 587 SD negeri dan swasta serta 98 SMP negeri dan swasta. Sampai saat ini tidak ada temuan paparan di sekolah. Sekolah tetap menjalan prokes. Saat ditanya terkait uji petik, Darmanto menjawab hal tersebut menjadi kewenangan Dinkes Boyolali.
Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti menerangkan uji petik pada peserta PTM terbatas belum dijalankan lagi. Sebab, Dinkes masih berfokus pada kegiatan vaksinasi anak yang kini mulai memasuki dosis kedua. Sebelumnya, uji petik dengan melakukan swab antigen telah dilakukan dibeberapa sekolah.
“Untuk uji petik belum dilaksanakan lagi. Karena kita fokus pada vaksinasi anak usia 6-11 tahun. Setelah ini kami akan jalankan lagi uji petik. Sejauh ini tidak ada temuan sekolah yang terkonfirmasi positif covid-19.”