Antisipasi Penyebaran Virus Corona, Grebeg Nyadran di Boyolali Ditunda

Grebeg Nyadran tahun 2019 tidak bisa digelar tahun 2020 karena antisipasi virus corona. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Mewaspadai virus corona atau Covid-19, Kirab Grebeg Nyadran yang direncanakan digelar pada Sabtu (4/4/2020) besok ditunda, penundaan waktu kegiatan itu hingga ada pemberitahuan selanjutnya.
Kabar tersebut dibenarkan Camat Cepogo, Tubinu. Dia mengatakan jika penundaan kirab tersebut diambil sebagai langkah strategis dalam meminimalisir penularan virus corona.

“Memang benar, yang penting warga Cepogo sehat dengan PHBS (Perilaku hidup sehat) dan lawan corona (covid-19),” katanya.

Dijelaskan, kegiatan Grebeg Nyadran merupakan festival tahunan yang digelar warga di kecamatan Cepogo. Selain kirab, inti kegiatan tersebut adalah doa dan pembacaan jadwal sadranan seluruh desa di kawasan Cepogo. “Kepada seluruh masyarakat kami memohon maaf karena kirab Grebeg Nyadran ini ditunda. Ini sehubungan dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap virus corona,” ujarnya.

Menurut rencana, kirab Nyadran sedianya bakal diikuti perwakilan masyarakat dari 15 desa di Cepogo. Acara diawali dengan arak arakan ratusan tenong tenong dan tumpeng, bahkan puluhan gunungan hasil bumi dan gunungan makanan khas.

Tubinu, menjelaskan tradisi sadranan sendiri di kawasan lereng Merapi Merbabu sudah dilakukan turun temurun sejak tahun 1462 Masehi. Tradisi sadranan digelar bergantian di setiap desa dimulai tanggal pertengahan bulan Ruwah pada penangalan Jawa. Jadwal tersebut sudah diumumkan kepada warga sejak jauh hari. Bahkan, jadwal keseluruhan sadranan juga disosialisasikan oleh Pemerintah Kecamatan Cepogo.

“Nah, untuk kegiatan sadranan yang melibatkan ratusan masyarakat, menggelar doa bersama di makam, hingga saling bertukar makanan. Sejauh ini masih kita bicarakan dengan para tokoh setempat, kita cari solusi terbaik,” ujarnya.

Salah satu warga Cepogo, Ari Wibowo (40) menuturkan, tradisi sadranan sudah dilakukan sejak jaman leluhurnya. Dimana masyarakat diingatkan oleh Nabi Muhammad agar mendoakan arwah orang tuanya yang sudah meninggal dunia.

“Masyarakat juga diingatkan agar senantiasa menjalin silaturahmi antar saudara, famili dan tetangga,” katanya.

Ari menjelaskan kegiatan sadranan selalu didatangi ribuan warga. Para orang tua bersiap di rumah untuk menunggu kedatangan sanak famili yang akan silaturahmi. Warga pun saling berkunjung ke rumah tetangga. Utamanya, yang berusia lebih muda, bakal berkunjung ke famili yang lebih tua. Hal ini sebagai bentuk penghormatan kepada saudara yang lebih tua.

“Tapi tahun ini bagaimana?, kami masih menunggu keputusan pemerintah,” pungkasnya.