FOKUS JATENG-BOYOLALI-SMP Negeri 3 Mojosongo, Boyolali menjadi sasaran pengasapan (fogging) yang dilakukan petugas Dinas Kesehatan Boyoali. Tidak hanya lingkungan sekitar sekolah. Petugas menyisir setiap bagian di ruang kelas, foging juga dilakukan di halaman dan saluran air yang diduga menjadi tempat persembunyian nyamuk. Selasa (21/1/2020).
Tindakan fogging di lingkungan sekolah di Desa Kragilan Kecamatan Mojosongo ini terpaksa dilakukan menyusul adanya laporan ada sejumlah warga disekitar sekolahan menderita demam yang diduga demam berdarah.
“Karena ada informasi di Desa Kragilan ini ada sejumlah warga yang terkena demam berdarah, sehingga dilakukan fogging di kawasan ini (sekolah) dengan harapan tidak ada DB yang terjangkit di sekolah,” kata Wakil Kepala sekolah SMP3 Mojosongo, Winarno Hadi.
Menurut Winarno, selama foging berlangsung, terpaksa kegiatan belajar mengajar dihentikan sementara. Semua siswa dan guru diminta keluar dari ruangan hingga asap foging benar-benar sudah hilang.
“Selama fogging kegiatan belajar mengajar ya dihentikan sementara, karena pengasapan dilakukan sampai ke sudut ruang kelas. Akan sangat bahaya kalau kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan,” ujarnya.
Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S Survivalina menambahkan, foging bertujuan untuk membunuh nyamuk pembawa virus DBD. Hal ini mengingat kasus DBD di Kecamatan Mojosongo menduduki ranking tiga se- Boyolali. “Tahun 2018 hanya terdapat 17 kasus, namun tahun 2019 meningkat menjadi 36 kasus,”katanya.
Adapun dipilihnya kawasan sekolah sebagai sasaran foging mengingat kawasan sekolah rawan serangan atau gigitan nyamuk aedes aegipty. Pasalnya, nyamuk tersebut memiliki perilaku unik, yaitu menggigit pada pukul 08.00- 10.00 dan pukul 14.00- 16.00.
“Padahal, pada pagi hari itu, ada aktifitas di sekolah sehingga rawan terjadi serangan nyamuk tersebut,”katanya.
Hanya saja, perlu diingat bahwa foging hanya membunuh nyamuk dewasa saja. Sedangkan larva yang masih hidup di air tetap bisa berkembang menjadi nyamuk dewasa. Untuk itu, masyarakat diminta tetap melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Jadi, kami sampaikan lagi, kegiatan PSN harus tetap rutin dilakukan sehingga telur dan larva yang hidup di air tetap bisa diberantas,”pungkasnya.