FOKUS JATENG-BOYOLALI–Salah satu kegiatan yang tengah digiatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Boyolali yakni revitalisasi pasar tradisional. Pasar Ngancar; Kecamatan Banyudono memperoleh kesempatan direvitalisasi. Pasar yang terletak di tepi Jalan Raya Solo – Semarang ini, saat ini masih dalam tahap pembangunan guna menciptakan pasar tradisional yang nyaman untuk pedagang dan pembeli.
“Dengan visi misi Bupati Boyolali dalam revitalisasi pasar, maka perekonomian menggeliat, tidak ada pasar di Boyolali yang kumuh. Jadi intinya Bupati sepakat ingin mengubah pasar agar tidak kumuh,” ungkap Kepala Disdagperin Kabupaten Boyolali, Karsino saat ditemui di ruang kerjanya, pada Rabu (26/9).
Pihaknya mengungkapkan, karena sudah dirasa perlu adanya perbaikan, terlebih lagi mengingat tempatnya yang berdekatan dengan jalan raya serta minimnya lahan parkir yang tersedia. Pemkab Boyolali telah menggelontorkan anggaran dengan nilai kontrak sebesar Rp 2.917.306.000 untuk membangun los dan kios sebanyak 36 buah.
“Pasar yang memang betul betul tidak ada pedagangnya kita alih fungsikan untuk ruang publik. Kemudian, yang sekiranya masih berfungsi, kita dorong untuk dibangun tempat representatif sehingga aktivitas pasar kembali aktif,” ungkapnya.
Selagi masih dalam tahap pembangunan, pedagang pasar yang berjumlah sekitar 400 pedagang ini menggunakan lapangan desa setempat sebagai pasar darurat untuk berjualan.
Seperti salah satu pedagang makanan, Seneng yang mengaku cukup senang dengan adanya revitalisasi Pasar Ngancar yang kini berjarak enam meter dari jalan raya. Dia sudah tidak sabar lagi untuk menempati bangunan pasar yang sudah dibangun sekitar dua bulan yang lalu ini.
“Rasanya senang, akhirnya bisa menempati bangunan pasar yang baru. Karena bangunan yang lama itu sudah banyak yang rusak,” ungkap warga Ngaru-Aru; Kecamatan Banyudono ini.