FOKUS JATENG-BOYOLALI-Krisis air bersih sudah mulai menjadi ancaman warga yang bermukim di lereng Gunung Merapi di musim kemarau saat ini. Terlebih di wilayah Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, hampir semua mengalami krisis air bersih.
Menyikapi kondisi itu, jajaran Polres Boyolali mulai mendroping air bersih ke wilayah kekeringan. Pada Jumat 27 Juli 2018, polisi mengirim air bersih ke Desa Lanjaran, Kecamatan Musuk. “Air bersih yang dikirim mencapai 15 tangki,” terang Kasubagbinops Polres Boyolali AKP Joko Warsono mewakili Kapolres Boyolali AKBP Aries Andhi, di sela droping air bersih.
Dikatakan, bantuan air bersih ini merupakan wujud kepedulian jajaran Polres Boyolali kepada warga yang membutuhkan. Tak hanya diberikan kepada warga Desa Lanjaran, bantuan air bersih juga disalurkan kepada warga di sejumlah desa lainnya di Musuk, seperti Desa Cluntang.
“Semoga bantuan air bersih ini bermanfaat dan bisa sedikit meringankan warga yang membutuhkan,” ujarnya.
Setiap musim kemarau, warga di hampir seluruh wilayah Kecamatan Musuk mengalami kekeringan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga pun terpaksa harus membeli dari truk-truk tangki swasta.
Harganya bervariasi tergantung jauh dekatnya lokasi. Bahkan untuk wilayah terjauh, seperti di Desa Sangup, harga air mencapai Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu per truk tangki.
“Kesulitan air bersih sudah terjadi sejak sekitar dua bulan lalu. Warga harus membeli dari truk-truk tangki, itupun harus antri, jadi tidak langsung diantar airnya,” kata Tunarno, warga Desa Lanjaran.
Menurut dia, harga air di desanya mencapai Rp 130 ribu/tangki. Warga pun menyambut gembira dan senang dengan adanya bantuan air bersih dari Polres Boyolali ini.
Sementara itu, Camat Musuk Dwi Sundarto menjelaskan, sekitar 80-90 persen wilayah Kecamatan Musuk selalu mengalami krisis air bersih setiap musim kemarau. Hingga saat ini sudah ada beberapa desa yang mengajukan bantuan air bersih ke Pemkab Boyolali.
“Yang sudah mengajukan dan sudah dilakukan droping air bersih pekan kemarin ada dua desa, yaitu Desa Sangup dan Jemowo. Untuk desa-desa lainnya yang japri ke saya (minta bantuan air bersih) ada sekitar 11 desa,” terangnya.