FOKUS JATENG-BOYOLALI-Peningkatan status Gunung Merapi menjadi waspada, disertai dengan letusan Freatik, saat ini kondisi masih aman. Hanya saja, peristiwa alam tersebut disalahgunakan orang tidak bertanggung jawab dengan menyebarkan gambar-gambar Merapi meletus di media sosial. Akibatnya, sangat meresahkan masyarakat.
Salah satu gambar yang sering muncul di medsos, letusan gunung dengan lava yang keluar dari puncak. Gambar tersebut diklaim sebagai letusan Merapi. Padahal, menurut Sinam M. Sutarno, pegiat Radio Komunitas Merapi Merbabu Community FM, gambar yang beredar tersebut adalah Gunung Sinabung saat meletus tahun 2014 lalu.
“Gambar yang beredar tersebut salah satu yang menyebabkan warga di Stabelan panik dan mengungsi,” kata Sinam M. Sutarno, Rabu 23 Mei 2018.
Padahal hingga saat ini, meski status Merapi Waspada, belum mengeluarkan lahar panas atau letusan besar. Melalui siaran Rakom MMC FM, pihaknya terus mensosialisasikan agar masyarakat Selo terutama yang bermukim di kawasan dekat dengan puncak, untuk tidak begitu saja mempercayai gambar atau informasi terkait Merapi yang tidak ada sumbernya.
“KIta lacak gambar tersebut, ternyata itu Gunung Sinabung, baru kemudian kita siarkan kepada masyarakat Selo, kita beri pemahanan kalau itu gambar hoax, bukan Merapi,” tegasnya.
Diakui Sinam, saat ini masyarakat Selo, tak hanya waspada dengan status Merapi namun juga mewaspadai munculnya gambar-gambar hoax yang diklaim Merapi meletus. Pihaknya berharap gambar-gambar hoax tersebut tidak lagi bermunculan di media sosial. Diakui, warga Selo saat ini masih tenang dan tetap waspada dengan peningkatan status Merapi.
“Saya yakin informasi itu akan memperkuat ketangguhan masyarakat, jadi mohon semua bijak bermedia sosial, manfaatkan medsos untuk berbagi informasi, bukan untuk menyebarkan berita hoax yang membikin keresahan di masyarakat,” katanya.