FOKUS JATENG-SRAGEN-Ratusan pedagang ikan bakar di wisata Waduk Kedungombo (WKO) di wilayah Grobogan, Purwodadi, semakin menjerit. Hal itu seiring dilakukan penutupan oleh pihak pengelola wisata sejak 2017 lalu. Setelah keluar dari kompleks wisata, para pedagang ini berjualan di sepanjang jalan pintu masuk kawasan wisata WKO.
Namun keluhan dan kebingungan para pedagang untuk mencari penghasilan guna biaya anak sekolah dan kebutuhan hidup sehari-hari ini semakin menjadi. Ditambah mendekati Lebaran tidak memiliki pemasukan. “Sekarang malah dipasang tulisan penutupan wisata Kedungombo,” keluh Sri, pedagang asal Dusun Ngawen, Desa Ngerambat, Kecamatan Geyer, Grobogan, Rabu 23 Mei 2018.
Ratusan pedagang ini juga sangat menyayangkan aksi penutupan wisata WKO tersebut. Saat di kunjungi fokusjateng.com, para pedagang ini mengungkapkan penutupan bahwa wisata tersebut sudah sedikit diterima. Namun yang membuat kesal para pedagang ini adalah tindakan memasang spanduk di beberapa jalan, sehingga dirasa tambah membuat susah para pedagang.
”Kami dilarang tidak jualan di dalam sudah terima dan akhirnya kami jualan di luar wisata seperti di jalanan. Tapi kenapa kok malah dipasangi sepanduk yang bertuliskan kedungombo ditutup total. Sama saja membuat para pengunjung dari dalam maupun luar kota putar balik,” tutur dia.
Senada juga disampaikan Sugimin (47), pedagang asal Boyolayar , Desa Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang, Sragen. Dia sudah puluhan tahun berjualan ikan bakar di kawasan wisata WKO.
“Pada sengsara ini rakyat yang berjualan di sini. Dulu di dalam wisata sekarang di jalanan seperti ini penghasilan sangat menurun drastis. Biasanya kalau di dalam satu hari menghabiskan 30 kg ikan, namun sekarang 10 kg untuk 3 hari saja belum habis,” bebernya.