FOKUS JATENG-SRAGEN-Meski berada di rantauan, namun warga asli Sragen tidak melupakan tanah kelahirannya. Hal itu terungkap saat mereka bertemu Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno berkunjung ke Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung, Jumat 13 April 2018.
Sambutannya sangat luar biasa saat rombongan datang. Mereka tetap membanggakan tanah kelahirannya, meski jauh di rantauan. Ratusan orang yang sempat bertemu wabup Sragen tersebut ada yang berada Kabupaten Belitung dan ada juga yang berada di Kabupaten Belitung Timur.
Mereka berprofesi sebagai apratur sipil negara (ASN), petani, dan pedagang. Mereka sudah merantau di pulau tersebut sejak 1980-an, dan sekarang sudah ada yang memasuki generasi ketiga.
Kebanggaan itu disampaikan oleh Joko Sulistyono, salah satu tokoh Sragen yang ada di Belitung. Tatkala mendapat kunjungan dari Pemkab Sragen, yang diimpin Wabup Dedy Endriyatno. Wabup Dedy didampingi Asisten Sekretaris Daerah Simon Nugroho Sri Yudanto dan Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah (Setda) Sragen Yuniarti.
“Meski sudah puluhan tahun ada di Belitung, tapi kami masih sebagai orang Sragen dan bangga sebagai orang Sragen,” kata Joko, didampingi belasan warga Sragen yang ada di Belitung.
Sementara Joko sendiri kelahiran Dukuh Tegalsari, Kelurahan Sragen Tengah, Kecamatan Sragen. Joko meninggalkan Bumi Sukowati sejak 1984, karena sebagai penyuluh pertanian yang kemudian mendapat tugas di Pulau Belitung.
Menurut dia, sebenarnya warga Sukowati yang ada di Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur lumayan banyak, jumlahnya ada lebih dari 100 keluarga. Hanya saja jumlahnya yang terpencar ke berbagai pelosok. “Untuk yang berasal dari tenaga penyuluh pertanian saja ada 10 keluarga,” kata Joko yang masih fasih berbicara kromo alus tersebut.
Para perantau dari Sragen itu sebagian besar sudah memegang KTP Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur, meski sebagian kecil masih ada yang KTP Sragen. Selain perantau, ada juga transmigran dari Sragen yang berjumlah sekitar 30 keluarga dan ditempatkan di Kacang Betor.
Menurut dia, setiap pulang ke Sragen selalu melihat perkembangan yang cukup berarti di kampung halaman. Kali terakhir dia mudik pada 2018, pas acara tahun baru. Saat itu dia sempat menyaksikan pidato Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati di acara pergantian tahun di Alun Alun Sasana Langen Putro. “Alhamdulillah setahun sepindah kulo saget wangsul Sragen, tuwi sedherek-sedherek,” katanya
Hal senada juga dikemukakan Jarot Utomo, yang asli Desa Jatisumo Kecamatan Sambungmacan. Di Belitung, Jarot bekerja sebagai wiraswasta dan kali terakhir pulang ke Sragen empat tahun lalu. “Saya tetap orang Sragen meski sudah lama di Belitung, karena masih banyak saudara di Sragen. Meski KTP sudah Belitung,” kata Jarot. Kakaknya juga bekerja di salah satu perusahaan di Belitung.
Sementara itu, Wabup Dedy mengaku bangga dengan para perantau dari Sragen. Sebab keberadaannya ada di seluruh wilayah Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri. Dia juga berharap agar dibentuk paguyuban keluarga Sragen di Belitung, untuk terus menjalin persaudaraan dan silaturahim.
Dedy juga menyampaikan pesan dari Bupati Yuni, agar seluruh warga Sragen senantiasa guyup rukun dan ingat dengan Bumi Sukowati, kampung halaman mereka. “Saat ini pemkab juga terus membangun agar Sragen semakin maju dan sejahtera,” kata Dedy.