Kepala Dinkes Boyolali Ratri S. Lina: Rata-Rata Warga yang Terserang Leptospirosis adalah Petani

Kepala Dinkes Boyolali Ratri S. Lina (Dok. Diskominfo Boyolali/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Penyakit leptospirosis menjadi momok warga Jawa Tengah (Jateng), di antaranya Boyolali. Sebab, penyakit yang ditimbulkan dari bakteri kencing tikus ini sudah merenggut nyawa banyak orang. Pemprov Jateng dan Pemkab Boyolali pun menggelar rapat koordinasi (rakor) penanganan kasus ini di kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Kamis 1 Maret 2018.
Kepala Dinkes Boyolali Ratri S. Lina mengatakan, rata-rata warga yang terserang penyakit ini adalah petani yang kerap berkegiatan di ekosistem tikus seperti di sawah. Ada kemungkinan mereka kurang menjaga kebersihan.
Misalnya mencuci tangan dengan air di sawah yang ternyata sudah tercemar bakteri leptospira. “Langkah lain adalah melakukan bio safety dan bio security petugas di sekitar kandang peternakan agar penyakit leptospirosis tidak meluas,” terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam dua bulan terakhir, kasus leptospirosis menjangkit di Boyolali. Jumlah korban meninggal sebanyak empat orang.
Tingginya angka kematian, kemungkinan disebabkan penderita kurang waspada saat terkena gejala yang mirip seperti penyakit-penyakit lain, sehingga sering diabaikan dan penanganannya pun terlambat. Biasanya baru pada stadium akhir, baru diketahui bahwa pasien menderita leptospirosis.