FOKUSJATENG.COM, KARANGANYAR – Pemerintah Kabupaten Karanganyar menegaskan komitmennya dalam menjaga keberagaman dan kerukunan umat beragama dengan menjadi tuan rumah Rapat Koordinasi (Rakor) Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) se-Soloraya. Acara yang melibatkan Dewan Penasihat FKUB dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) ini berlangsung di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar pada Kamis (3/7/2025).
Rakor ini dihadiri oleh pimpinan FKUB, Kesbangpol, dan Kantor Kementerian Agama dari seluruh kabupaten/kota se-Soloraya. Pertemuan ini menjadi ajang penting untuk mempererat silaturahmi, berkoordinasi, serta memperkuat semangat moderasi beragama demi menjaga kondusivitas sosial di kawasan Solo Raya.
Bupati Karanganyar, H. Rober Christanto, S.E., M.M., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada Karanganyar sebagai tuan rumah. Beliau menekankan pentingnya kegiatan ini dalam merumuskan gagasan baru untuk menangani isu-isu kerukunan umat beragama di setiap wilayah.
“Pertemuan seperti ini sangat penting. Di sini kita bisa berbagi ide dan strategi menangani persoalan-persoalan sosial keagamaan di masing-masing daerah. FKUB adalah rumah besar yang menyatukan seluruh umat beragama,” ujar Bupati Rober.
Bupati juga mengungkapkan kebanggaannya terhadap FKUB Karanganyar yang aktif mendampingi masyarakat lintas agama dalam berbagai perayaan. “Saya merasa bangga karena FKUB Karanganyar selalu hadir membersamai masyarakat. Semoga forum seperti ini terus digelar dan menjadi wadah inspirasi bagi semua daerah di Solo Raya,” tambahnya.
Peran Strategis FKUB dalam Harmoni Beragama
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Dr. H. Wahid Arbani, S.Ag., M.Si., dalam arahannya menyoroti peran strategis FKUB dalam menjaga harmoni di tengah keberagaman.
“FKUB adalah pilar utama kerukunan. Kegiatan ini penting sebagai forum diskusi dan berbagi praktik baik dalam membangun kedamaian, utamanya melalui sikap moderasi beragama,” jelas Wahid Arbani.
Beliau menambahkan bahwa Indonesia, sebagai bangsa yang majemuk, harus menerima perbedaan sebagai kekuatan, bukan pemisah. Menurutnya, kerukunan tidak dibangun atas dasar keseragaman, melainkan kesediaan untuk saling memahami dan menghargai.
“Indonesia adalah negara multikultural. Kita tidak bisa bicara keaslian tunggal, baik dari budaya, bahasa, maupun makanan. Maka dari itu, kita harus bersama-sama mencari kebenaran demi perdamaian, bukan saling berebut kebenaran,” tegasnya.
Rakor ini diharapkan menjadi titik tolak penguatan kerja sama antar-FKUB di wilayah Solo Raya dalam menjaga keharmonisan umat beragama dan mendukung stabilitas sosial demi kelancaran pembangunan daerah. ( rls/br