Kunjungi pabrik buku di Boyolali, Menparekraf dorong pembentukan dinas Ekraf di daerah 

Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya saat melihat pembuatan buku Jumbo di pabrik Buku Kiky di Bangak, Kecamatan Banyudono, Kamis. (doc/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng-BOYOLALI,- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Teuku Riefky Harsya menyampaikan bahwa pihaknya ingin melihat langsung proses produksi di industri penerbitan, termasuk buku tulis, amplop, security printing, hingga produk-produk kreatif lainnya yang dihasilkan oleh PT Solo Murni.

“Ini adalah bagian dari tugas kami. Penerbitan termasuk dalam 17 subsektor ekonomi kreatif yang kami kawal,” ujarnya saat mengunjungi pabrik Buku Kiky di Bangak, Kecamatan Banyudono, Boyolali Kamis 3 Juli 2025.

Dijelaskan, kunjungannya ini merupakan bagian dari upaya Kemenparekraf untuk memperkuat subsektor penerbitan sebagai salah satu bagian penting dalam ekosistem ekonomi kreatif nasional.

Pada kesempatan itu, Riefky juga menggagas pentingnya kolaborasi antar subsektor di bidang ekonomi kreatif. Dia mencontohkan keberhasilan kolaborasi antara PT Solo Murni dengan rumah produksi film animasi Jumbo dari PT Visi Nema.

Kolaborasi ini, lanjut Menparekraf akan menghasilkan berbagai produk turunan seperti buku gambar, paperbag, hingga kertas kado yang laku keras di pasaran, khususnya menjelang tahun ajaran baru.

“Ini contoh konkret bagaimana satu karya film animasi bisa berkembang menjadi berbagai produk kreatif yang punya nilai ekonomi tinggi dan menyerap tenaga kerja,” katanya.

Dampaknya , lanjutnya  banyak pekerja di PT Solo Murni berasal dari Boyolali dan daerah sekitarnya seperti Solo kecipratan efeknya. Hal ini membuktikan industri kreatif mampu menciptakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat.

“Ini menjadi indikator kinerja utama kami, sesuai arahan dalam RPJMN dan Perpres yang telah ditetapkan,” ujarnya.

Disela kunjungannya Riefky juga mendengarkan masukan dari para pelaku usaha terkait tantangan dan peluang yang dihadapi industri penerbitan, baik di pasar nasional maupun ekspor.

“Ini penting agar kami bisa memberikan dukungan yang lebih tepat sasaran sesuai kondisi lapangan,” ujarnya.

*Keluarkan SKB*

Disisi lain, untuk mendukung optimalisasi ekonomi kreatif di indonesia, Kementrian Ekonomi Kreatif (Ekraf) mendorong pembentukan dinas ekonomi kreatif di tingkat daerah.

“Kami, Kementrian Ekraf dengan Kemendagri, sudah mengeluarkan surat keputusan bersama (SKB) terkait panduan pembentukan dinas Ekraf,” kata Riefky saat ditemui wartawan.

 Dinas Ekraf nantinya dibentuk baik di tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten/kota. Pembentukan dinas Ekraf daerah tidak harus berdiri sendiri, Teuku Riefki menyebut dinas Ekraf bisa digabung dengan dinas lain.

“Apakah itu mandiri, atau kah gabungan, artinya tidak harus dinas sendiri, tetapi bisa bergabung dengan lain, contoh dinas pariwisata dan ekonomi kreatif,” paparnya.

 Setelah dikeluarkannya SKB dari Kementrian Ekraf dan Kemendagri, saat ini ada 21 provinsi dan 60 kabupaten/kota yang bersiap membentuk dinas Ekraf.

“Antara 60 sampai 80 kabupaten/kota di Indonesia yang sedang membentuk dinas Ekraf,” ucapnya.

Pihaknya berharap, pengesahan dinas Ekraf di daerah bisa berlangsung pada pertengahan atau akhir semester kedua tahun 2025. (yull/**)