Fokus Jateng-SURAKARTA, -Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat di sektor usaha mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), banyak pelaku usaha yang harus berinovasi untuk tetap relevan di pasar. Salah satu UMKM yang berani mengambil langkah besar dalam rebranding adalah Ksatria, produsen dendeng tradisional asal Indonesia. Menyadari bahwa persaingan yang semakin ketat dan perubahan preferensi konsumen memerlukan pembaruan, Ksatria memutuskan untuk fokus pada perbaikan kemasan sebagai strategi utama dalam rebranding produk mereka.
Untuk mencapai tujuan ini, Ksatria menggandeng tim akademisi dari Pusat Studi Food Technology of Animal Origin, Fakultas Peternakan Universitas Sebelas Maret yang dipimpin oleh Dr. Adi Magna PN. Tim ini juga melibatkan para ahli lainnya, yaitu, Lilik Kartikasari, Ph.D., Bayu Setya Hertanto, S.Pt., M.P., dan Dr. Winny Swastike. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik visual produk, memperbaiki fungsionalitas kemasan, dan memperkuat persepsi positif konsumen terhadap dendeng Ksatria yang dikemas dalam kegiatan pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sebelas Maret, Surakarta, selasa, 3 September 2024 yang merupakan kelanjutan agenda sama pada 24 September 2021 lalu.
*Kebutuhan Rebranding*
Dendeng merupakan camilan yang dikenal luas di Indonesia, namun persaingan dengan produk-produk modern semakin meningkatkan tantangan bagi produsen tradisional seperti Ksatria. Konsumen saat ini cenderung mencari produk yang tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki kemasan yang menarik, praktis, dan memberikan kesan modern. Ksatria menyadari bahwa kemasan tradisional yang mereka gunakan tidak lagi cukup untuk menarik perhatian konsumen masa kini. Rebranding menjadi langkah yang tak terhindarkan. “Kami memiliki produk yang berkualitas, tetapi kemasan kami tidak mencerminkan nilai dan kualitas tersebut,” kata pemilik Ksatria. “Itu sebabnya kami memutuskan untuk mencari bantuan dari para ahli.”
Keputusan Ksatria untuk bekerjasama dengan Pusat Studi Food Technology of Animal Origin bukanlah keputusan yang diambil sembarangan. Pusat studi ini dikenal memiliki rekam jejak penelitian dan keahlian yang mumpuni di bidang teknologi pangan, khususnya produk pangan asal hewan. Dr. Adi Magna PN, sebagai ketua pusat studi, melihat kolaborasi ini sebagai peluang untuk menerapkan pengetahuan akademis dalam menghadapi tantangan nyata di industri. “Tujuan kami adalah menjembatani pengetahuan ilmiah dengan aplikasi praktis,” ujar Dr. Adi. Tim akademisi yang terdiri dari Dr. Winny Swastike, Lilik Kartikasari Ph.D., dan Bayu Setya Hertanto, S.Pt., M. Sc., bekerja sama dengan Ksatria untuk menganalisis setiap aspek dari kemasan dendeng. Mereka mendekati permasalahan ini secara komprehensif dengan mengevaluasi estetika, bahan kemasan, dan pesan yang disampaikan melalui kemasan produk.
*Proses Redesain*
Berdasarkan pengalaman Dr. Winny Swastike dalam mendampingi UMKM, Proses rebranding dimulai dengan penelitian pasar yang mendalam untuk memahami preferensi konsumen. Tim melakukan survei dan diskusi kelompok untuk mendapatkan wawasan tentang apa yang diinginkan calon pembeli dari produk camilan. Hasilnya jelas: konsumen menginginkan kemasan yang modern, mudah dibuka dan ditutup kembali, serta menyediakan informasi yang jelas tentang asal-usul dan manfaat produk.
Berdasarkan data tersebut, tim memulai desain ulang kemasan. Mereka memilih bahan ramah lingkungan, yang sejalan dengan meningkatnya permintaan konsumen akan produk berkelanjutan. Desain baru menggabungkan warna-warna cerah dan gambar yang menonjolkan akar tradisional dendeng sambil menambahkan sentuhan kontemporer. Kemasan baru ini juga dilengkapi dengan jendela transparan yang memungkinkan konsumen melihat produk di dalamnya, yang menjadi faktor penting dalam membangun kepercayaan dan transparansi. Salah satu inovasi utama adalah penambahan fitur kemasan yang dapat ditutup kembali, yang menambah kenyamanan bagi konsumen yang mungkin tidak menghabiskan produk dalam sekali konsumsi. Perubahan kecil namun signifikan ini sangat sesuai dengan kebutuhan gaya hidup modern dan menambahkan nilai yang sebelumnya tidak dimiliki kemasan lama,” ujar Dr. Winny Swastike.
Selain aspek estetika, upaya rebranding ini juga difokuskan untuk menonjolkan kualitas dan keaslian dendeng Ksatria. Kemasan baru didesain untuk menyertakan informasi tentang sumber bahan baku, metode produksi tradisional, dan manfaat gizi dari produk tersebut. “Konsumen sekarang lebih cerdas dan ingin tahu apa yang mereka konsumsi. Dengan menonjolkan aspek-aspek ini, kami berharap dapat membangun koneksi yang lebih dalam antara produk dan konsumen,” jelas Dr. Winny Swastike. Tim juga memastikan bahwa desain baru memenuhi standar keamanan pangan, yang merupakan aspek krusial dalam membangun kepercayaan konsumen. “Kami melakukan kajian untuk memastikan bahwa kemasan ini tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga menjaga kualitas dan keamanan produk,” tambah Bayu Setya Hertanto dan Lilik Kartikasari.
Respons pasar terhadap kemasan baru sangat positif. Ksatria melaporkan peningkatan penjualan yang signifikan setelah peluncuran kemasan baru, dengan banyak konsumen yang memuji tampilan modern produk serta kenyamanan kemasan yang dapat ditutup kembali. UMKM ini juga menerima minat dari distributor baru yang tertarik untuk menjual dendeng dengan kemasan baru di toko mereka. “Rebranding ini telah membuka peluang baru bagi kami. Kami kini melihat kemungkinan untuk memperluas jangkauan pasar kami, termasuk melalui platform daring dan bahkan mengeksplorasi peluang ekspor,” ujar pemilik Ksatria. Ini menandai babak baru bagi Ksatria, yang dengan bantuan para akademisi, berhasil mendefinisikan ulang kehadiran produknya di pasar.
Dalam merefleksikan kolaborasi ini, Dr. Adi Magna PN menekankan pentingnya menjembatani antara akademisi dan industri. “Kegiatan ini menunjukkan potensi kemitraan akademisi-industri dalam mendorong inovasi dan pertumbuhan bagi UMKM. Kami berharap ini menjadi contoh bagi bisnis lain yang ingin meningkatkan daya saing mereka.” Dr. Winny Swastike juga menyoroti pentingnya integrasi wawasan konsumen dalam pengembangan produk. “Memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen sangatlah penting. Ini bukan hanya soal membuat produk; ini tentang membuat produk yang benar-benar beresonansi dengan masyarakat.”
Rebranding produk dendeng Ksatria adalah bukti nyata dari kekuatan kolaborasi dan inovasi. Dengan merangkul perubahan dan mencari bimbingan dari para ahli, Ksatria tidak hanya berhasil merevitalisasi mereknya tetapi juga menetapkan standar baru tentang bagaimana produk tradisional dapat beradaptasi dengan tuntutan pasar modern. Seiring UMKM terus menavigasi kompleksitas pasar saat ini, perjalanan Ksatria menjadi contoh inspiratif tentang bagaimana rebranding strategis, yang didasarkan pada penelitian dan pemahaman konsumen, dapat membawa kesuksesan yang berkelanjutan.
Kolaborasi antara Ksatria dan Pusat Studi Food Technology of Animal Origin menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat dan kemauan untuk berinovasi, produk tradisional sekalipun dapat menemukan kehidupan baru di pasar modern. Dengan langkah ini, Ksatria tidak hanya memperbarui citranya tetapi juga mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih cerah di dunia bisnis UMKM, “ujar Dr. Winny Swastike. (ist/**)