Cegah Penyebaran Antraks, Disnakkan Boyolali Lakukan Vaksinasi

Petugas Disnakkan Boyolali memeriksa hewan di Pasar Sunggingan, Boyolali. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI– Pemkab Boyolali memberi perhatian lebih terhadap upaya pencegahan antraks pada ternak sapi. Mengingat penyakit tersebut sangat berbahaya dan bisa menular ke manusia.

“Antisipasi antraks terus kami lakukan melalui vaksinasi,” ujar kabid Keswan Dinas Perternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Afiyani Rifdania Jumat 24 Mei 2019.

Bahkan, pihaknya baru saja melakukan vaksinasi anthraks yang  dilakukan oleh Bidang Keswan dan Puskeswan Disnakkan Boyolali pada bulan April 2019 lalu. Adapun target vaksinasi anthraks tahun ini sebanyak 5.000 ekor sapi.

“Baik itu sapi perah maupun sapi potong. Namun, vaksinasi anthraks hanya dilakukan di daerah endemis anthraks. Yaitu di Kecamatan Simo, Andong, Klego, Selo dan Kecamatan Ampel.”

Dana vaksinasi tersebut berasal dari pemerintah pusat. Selain tiu, pihaknya juga menyiapkan kegiatan pengobatan ternak apabila ada yang terindikasi anthraks. “Walaupun samapi saat ini tidak ada kejadian, tapi kita tetap waspada sebagai salah satu usaha pencegahan.”

Ditambahkan, penanganan anthraks juga mendapatkan dana bansos kerjasama dengan Badan Keuangan Daerah (BKD). Dana tersebut sebagai ganti atau kompensasi ternak yang mati diduga karena terkena anthraks.

“Asalkan ternak yang mati tersebut dibakar dan kemudian dikubur.”

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga memberlakukan persyaratan berupa Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) bagi ternak luar daerah yang dibawa masuk Boyolali. Untuk sapi yang berasal dari daerah endemis anthraks, masih ditambah dengan surat keterangan bebas anthraks.

“Ternak yang akan dikirim masuk atau keluar dari Kabupaten Boyolali jika perlu harus melalui pemeriksaan laboratorium untuk memastikan  bebas anthraks.”

Dari catatan Suara Merdeka, kasus anthraks terakhir di wilayah Kabupaten Boyolali terjadi di Desa Mojo, Kecamatan Andong tahun 2011. Saat ini sejumlah warga diketahui mengalami bisul dan sakit pada kulit.

Ini terjadi setelah mereka mengonsumsi daging sapi yang disembelih diduga terkena anthraks. Beruntung tidak ada warga yang meninggal. Warga yang sakit segera dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.