FOKUS JATENG-BOYOLALI-Setelah berada di penghujung Musim Tanam (MT) 1, para petani di Desa Catur; Kecamatan Sambi mulai memanen padi pada Rabu (24/4). Di sekitar persawahan seluas 75 hektare, pada petani sibuk memanen padi varietas IR 64 dan Ciherang.
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto saat mengikuti jalnannya panen padi mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan MT 3 tahun 2018, hasil MT 1 tahun 2019 memang tergolong sedikit. Hal tersebut dikarenakan musim yang kurang bagus sehingga hanya bisa memanen sekitar 6 ton per hektare saja.
“Petani masih bisa panen dengan kisaran 6 ton, dan untuk Sambi sendiri sekitar 1200 hektare yang bisa panen tahun ini,” terang Bambang.
Meskipun demikian, pihaknya optimis panen pada MT berikutnya bisa lebih memuaskan mengingat persawahan di Desa Catur mampu melakukan masa tanam sebanyak 5 kali dalam kurun waktu 2 tahun. Selain itu, area persawahan tersebut memiliki keunggulan yang bagus jika dibandingkan dengan persawahan yang lain.
“Petaninya kompak, penggunaaan pupuk organik juga sudah bagus. Ada juga kegiatan unit pengolahan pupuk organik di desa tersebut, sehingga untuk pertanaman relatif bagus,” jelas Bambang.
Koordinator penyuluh pertanian lapangan Kecamatan Sambi, Giyarto menyebutkan dari lahan seluas 1295 hektare se-Kecamatan Sambi, sekitar 735 hektare sudah ditanami dan ada yang sudah panen pada akhir Maret atau awal April.
“Ini yang sudah tanam karena panen ini ada yang diawal bulan April atau bahkan akhir bulan Maret sehingga sebagian petani tadah hujan kemarin sudah bisa tanam lagi,” terangnya.
Menggunakan pola tanam yang serentak, maka diharapkan dapat mencegah hama yang berkembang, selain itu pengairan pada sawah bisa diatur dan petani bisa lebih kompak. Terlebih jika para petani bisa menanam palawija di pinggir jalan atau di pematang sawah sehingga dapat menangkal serangga yang mungkin bisa mengganggu tanaman padi.