FOKUS JATENG-BOYOLALI-Ribuan pendekar pencak silat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama (PN NU) mengikuti apel akbar di Alun-Alun Kidul Boyolali Minggu 17 Maret 2019. Mereka membawa atribut pencak silat dari Soloraya. Apel akbar ini sendiri dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) Pagar Nusa ke-33.
Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Pagar Nusa Muhammad Nabil Harun mengungkapkan, apel pendekar untuk memperingati Harlah Pagar Nusa ke 33 ini sangat penting. hal itu untuk menanamkan secara mendalam rasa cinta kepada tanah air, Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Pagar Nusa merupakan pagarnya Bangsa Indonesia ini. Tak peduli dari agama apa, suku mana atau ormas apa, Pagar Nusa harus hadir untuk memberikan kesejukan dan Kedamaian,” kata Gus Nabil sapaan karib Muhammad Nabil Harun
Tak cukup disitu saja, pihaknya juga menekankan kepada para Pendekar untuk selalu mentataai perintah dan nasihat para Kyai atau alim ulama. Kyai yang memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan para pendekar, nasihatnya harus dilaksanakan.
Bahkan untuk menjaga hubungan pendekar dengan kyai, pihaknya mengintruksikan kepada para pendekar untuk selalu bersilaturrahmi. Paling tidak, satu bulan sekali dilakukan silaturrahmi kepada kyai, baik yang ada dikampung ataupun di daerah.
“ Taat dan takdhim para perintah kyai satu komando. Perintah apapun dari kyai wajib dilaksanakan,” terang Gus Nabil.
Sedangkan terkait dengan Pemilu April mendatang, pihaknya memastikan bahwa pendekar Pagar nusa berada ditengah-tengah. Perguruan Silat Pagar Nusa harus menjadi penengah dan tidak berada dibarutan Hoaks dan Provokasi.
Bahkan pihaknya telah membentuk cyber amry untuk membendung berita hoaks yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Bahkan kinerja cyber amry telah terbukti melawan berita hoaks.
Misalnya ada pemelintiran maklumat masyayikh yang tersebar di media social sudah berhasil ditangani. “ Hujatan kepada kyai di Lampung juga telah diselesaikan secara professional,” terang Gus Nabil.
Sementara itu, Habib Musthofa Alaydrus menasehati ribuan pendekar untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia ini. Terlebih menjelang Pilpres ini.
“ Berbeda pilihan boleh. Tapi mencari-cari kesalahan bahkan menghina itu tidak boleh. Dan kalau sudah ada yang menang, wajib kita hormati,” imbuh Habib Musthofa