Bayi Berusia Enam Bulan di Boyolali Alami Kelainan Jantung dan Ginjal, Semoga Cepat Pulih Ya Nakk…

Sagan yang menderita kalainan jantung dan ginjal. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Sagan Al Fatih, balita yang masih berusia enam bulan mengalami kelainan jantung dan ginjal. Kondisi anak pasangan Susanto (46)-Unke Indah Mawarni, warga Jalan Garuda II No 6, Kelurahan Banaran, Kecamatan Boyolali Kota ini memprihatinkan.

Tak hanya itu saja, dia juga diketahui dokter tidak memiliki anus saat dilahirkan. Kini, diapun terpaksa buang besar melalui anus buatan. Bahkan, saluran kencing juga dipasang kateter karena adanya kelainan di ginjalnya.

Menurut ibu Sagan, Indah Mawarni, putra keduanya tersebut lahir melalui operasi di RS PKU Aisyah, Singkil, Boyolali pada Agustus tahun lalu. Saat diperiksa secara teliti, ternyata bayi tersebut tidak memiliki anus.

“Tim dokter pun kemudian merujuk bayi ke RSU Suradji Tirtonegoro, Klaten,” katanya saat ditemui Suara Merdeka di rumahnya, Rabu 13 Februari 2019.

Kemudian tim dokter melakukan operasi untuk membuatkan anus buatan. Tak hanya itu saja, berdasarkan pengecekan mendalam tim doker, Sagan juga menderita kelainan bocor jantung dan pada ginjalnya.

Dampaknya, jika sang bayi terlalu lama menangis maka tubuhnya membiru karena kurangnya pasokan oksigen ke seluruh tubuh. Untuk mengatasi, tim dokter menyarankan agar kaki bayi ditekuk mendekati tubuhnya.

Sedangkan dampak kelainan ginjal, sebagian air seni akan kembali ke dalam ginjal. “Untuk itu, saluran kencing dipasang kateter agar air kencing mengalir lancar. Namun, kateter harus diganti setiap dua minggu sekali.”
Terkait kelainan jantung, tim dokter bakal memeriksa intensif pada bulan April mendatang guna memutuskan langkah selanjutnya. Yaitu, apakah perlu dilakukan tindakan operasi atau tindakan lainnya.

“Kalau operasi, katanya harus di Jakarta. Sedangkan kelainan gindal akan diperiksa intensif pada bulan Maret ini. Mudah- mudahan kondisinya membaik dan tak perlu operasi,” katanya.

Diakui, untuk pemeriksaan Sagan, dibiayai dari BPJS. Namun demikian, ada beberapa obat dan kebutuhan lain yang tidak discover BPJS. Seperti kebutuhan salep anti iritasi yang membutuhkan dana Rp 98.000/ minggu.

Belum lagi kebutuhan kantung untuk kotoran yang keluar dari anus. Kantung plastit tersebut harus dibeli di Yogya dengan harga Rp 35.000/ buah. Namun kantung bisa digunakan dan dicuci hingga tiga kali. “Untuk menghemat, dia pun membuatkan kantung sederhana sendiri dari bahan kain,” jelas dia.

Indah berharap putranya bisa sembuh dan berkembang seperti bayi lainnya. “Kalau harus operasi dan membayar semua, kami tentu tidak memiliki dana yang cukup. Penghasilan dari warung makan hanya bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari- hari,” kata Susanto, ayah sang bayi.