Hasil Pleno DPTHP Kedua KPU Boyolali, Jumlah Pemilih Pemilu 2019 Bertambah 26.900 Orang

Rapat pleno DPTHP Kedua KPU Boyolali Senin 12 November 2018. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Boyolali menggelar rapat pleno Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan (DPTHP) Kedua Senin 12 November 2018. Hasil perbaikan kedua ini, jumlah pemilih Pemilu 2019 terjadi penambahan 26.900 orang.

“Jumlah pemilih dalam DPTHP keduanya menjadi 810.977 orang,” terang Pardiman, komisioner KPU Boyolali Divisi Perencanaan, Data dan Informasi setelah rapat pleno.

Jumlah pemilih dalam DPTHP kedua ini terdiri dari pemilih laki-laki 402.242 orang dan pemilih perempuan 408.735 orang. Dengan hasil ini, maka terjadi peningkatan jumlah pemilih di Boyolali ini sangat luar biasa.

Sedikitnya ada 31.258 pemilih baru yang masuk dalam DPTHP 2 ini. Pemilih baru ini kebanyakan merupakan pemilih pemula. “Kemudian ada juga pemilih yang berasal dari alih status. Contohnya Purnawirawan TNI Polri yang sudah memiliki hak pilih,” papar dia.

Peningkatan jumlah pemilih ini tak lepas dari gerakan lindungi Hak Pilih yang dilakukan oleh KPU Boyolali. sehingga masyarakat yang belum terdaftar dapat melakukan pencermatan penggunaan hak pilih.

Meskipun terjadi peningkatan jumlah pemilih, namun hal tersebut tak menambah jumlah Tempat pemungutan Suara (TPS). Kabupaten Boyolali dengan jumlah Desa 261 dan 6 Kelurahan terdapat 3.189 TPS.

Meski jumlah TPS tetap, tak terjadi peningkatan seperti daftar pemilih namun hal itu tak akan mempengaruhi proses pemungutan suara. Setiap TPS tak ada pemilih yang lebih dari 300 pemilih.

“(peningkatan pemilih) disebar ke TPS-TPS yang sudah ada. Kita maksimalkan jumlah TPS yang ada,” ujarnya. Karena memang, penambahan TPS bakal berakibat pada banyak hal. Diantaranya Anggaran, Petugas maupun Logistik Pemilu.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Boyolali, Taryono mengatakan masih akan terus melakukan pencermatan terhadap DPTHP II ini. Pencermatan ini dilakukan sampai mendekati pelaksanaan pencoblosan Pemilu 2019 mendatang. “Jangan sampai terjadi kegandaan jumlah pemilih,” harapnya.