FOKUS JATENG-KARANGANYAR-Jelang hari Raya Idul Fitri, Pemkab Karanganyar gelar pasar murah selama bulan Ramadan ini. Sebanyak 17 ton beras, 13 ton gula pasir, dan ratusan dus minyak goreng sudah disiapkan di setiap event tersebut.
Penyelenggaraan pasar murah ini digelar di 17 desa/kelurahan di Karanganyar mulai Rabu 23 Mei 2018 hingga Rabu 6 Juni 2018. Dua tim mendatangi satu hingga dua lokasi berbeda setiap hari. Pemkab menutup pasar murah dengan menyelenggarakan pasar murah tingkat kabupaten di Gedung Wanita Karanganyar, Jumat 8 Juni 2018.
Hari pertama dilaksanakan di Desa Genengan, Jumantono dan Desa Nangsri, Kebakkramat. Pemkab menyiapkan gula pasir 800 kilogram, beras 1 ton, teh 15 bal, sirup 20 dus, mie instan dan minyak goreng 30 dus per kecamatan atau setiap lokasi pasar murah. Total Pemkab menyiapkan 13,6 ton gula pasir, 17 ton beras, 255 bal teh, 340 dus sirup, dan 510 dus mie instan dan minyak goreng.
Pasar murah dimulai pukul 07.00 WIB-11.00 WIB di balaidesa sesuai jadwal yang ditentukan. Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Perekonomian Rakyat Bagian Perekonomian Setda Karanganyar, Deasy Pramudiasty, menyampaikan lokasi pasar murah bergilir dan sesuai usul dari setiap kecamatan.
Pemkab memberikan subsidi harga. Teh Rp25.000 menjadi Rp20.000 per bal, gula pasir Rp11.500 menjadi Rp10.000 per kilogram. Mie instan dikemas dalam plastik berisi 10 bungkus Rp18.000 seharusnya Rp20.000 per plastik. Beras kualitas medium Rp10.500 menjadi Rp8.000 per kilogram, minyak goreng dari Rp12.000 menjadi Rp10.000 per kemasan, dan sirup Rp10.000 menjadi Rp8.000 per botol.
Pantauan Espos di Balaidesa Nangsri, sejumlah warga memborong minyak goreng, gula pasir, dan beras. “Beras dan minyak goreng ludes di Nangsri. Lokasi pasar murah juga menentukan minat masyarakat. Beras tidak terlalu laku di Jumantono mungkin karena sudah panen. Kalau harga itu menyesuaikan harga umum,” kata Deasy saat ditemui Espos di lokasi pasar murah, Rabu (23/5).
Salah satu pembeli dari Dusun Nangsrilor, Supariyem, memborong minyak goreng, sirup, mie instan, dan gula pasir. Dia mengaku datang tiga kali untuk membantu membelikan kerabatnya yang tidak dapat datang langsung ke balaidesa. “Senang hla harga lebih miring daripada di toko. Kacek kathah [selisih banyak]. Ini bermanfaat untuk kami apalagi selama Ramadan,” tutur dia.