FOKUS JATENG-BOYOLALI-Meski Kebun Raya Indrokilo Boyolali (KRIB) masih dalam tahap pembangunanya, akan tetapi berbagai fasilitas sudah bisa digunakan pengunjung. Mulai dari area jalan yang bisa digunakan untuk bersepeda santai, wisata edukasi, bahkan pengunjung juga bisa menikmati air minum dari air hujan. Air hujan yang diperoleh secara cuma-cuma ditampung dan diolah sehingga bisa dikonsumsi pengunjung.
Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Boyolali, Eko Dodi Aprianto menjelaskan teknologi ini menggunakan peralatan pengolahan Elektrolisa Banyu Udan (EBU) yang mampu menghasilkan pH air sebesar 7-9.
“Pertama, air hujan ditampung di atap Ecological House (e-House), selanjutnya akan difilter yang kemudian dielektrolisa di ruang EBU sehingga menghasilkan air asam dan basa,” jelasnya saat ditemui di Kantor eHouse Kompleks KRIB, pada Sabtu 21 April 2018.
Dari air asam yang tercipta, terang Dodi, kemudian disimpan di tangki air untuk dapat diminum secara langsung oleh pengunjung. Sedangkan untuk air basa, selanjutnya akan digunakan sebagai pupuk tanaman penghuni KRIB. Fasilitas ini terwujud dengan anggaran yang digelontorkan pada kisaran Rp 200 juta. Ke depan akan ada penambahan kran air minum langsung yang berasal dari pengolahan air hujan pada penganggaran selanjutnya.
“Air hujan yang di turun di area Kebun Raya Indrokilo ini sebisa mungkin kita tampung untuk dapat digunakan, mulai dari air hujan menjadi air minum atau disimpan dulu dengan cara pembuatan sumur resapan,” imbuhnya.
Sehingga dengan berbagai cara seperti di atas, pihaknya berharap agar air betul betul dijaga untuk menjaga mata air di Indrokilo. “Daripada air tersebut dibuang percuma, lebih baik dilakukakan efisiensi dengan cara pemanfaatan yang maksimal,” tandas Eko Dodi.