Penggunaan Pestisida Petani Merapi Mengkhawatirkan. Ini yang Dilakukan JRKI dan CorpLife Indonesia…

Deklarasi sadar pestisida di lereng Merapi Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Sabtu 20 Januari 2018. (Istimewa/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Usaha untuk menuju swasembada pangan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya yang dilakukan Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI). Yakni dengan mengedukasi para petani mengenai pestisida yang tepat guna dan tepat dosis.

“Kami perlu memahamkan petani tentang penggunaan pestisida ini merupakan salah satu faktor pendukung dalam usaha mencapai swasembada pangan di Indonesia. Karena penggunaan pestisida di tingkat petani sudah mencapai level mengkhawatirkan,” terang Sinam M. Sutarno, Ketua Umum JRKI, saat acara Deklarasi Petani Sadar Pestisida (Sadap) di Basecamp MMC Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Sabtu 20 Januari 2018.

Tari Topeng Ireng memeriahkan deklarasi sadar pestisida di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Sabtu 20 Januari 2018. (credit-Istimewa/Fokusjateng.com)

Berdasarkan data Komisi Pestisida (di bawah Kementerian Pertanian), saat ini terdaftar 350 merek fungisida, 600 merek herbisida, dan 800 merek insektisida dengan izin tetap. Jumlah tersebut belum termasuk produk ilegal atau yang proses perizinannya belum selesai. Ditambah lagi dengan angka perdagangan pestisida di Asia Tenggara yang selama lima tahun terakhir ini dilaporkan terus meningkat.

Komisi IV DPRD Boyolali dan Kepala Dinas Pertanian Bambang Jianto hadir pada deklarasi sadar pestisida di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Sabtu 20 Januari 2018. (credit-Istimewa/Fokusjateng.com)

Yakni dengan nilai total pasar nasional mencapai Rp 6 triliun per tahun. Kekhawatiran terhadap resistensi tanaman karena penggunaan pestisida secara berlebihan membuat CropLife Indonesia sebagai salah satu asosiasi yang menaungi delapan perusahaan besar Pestisida merasa perlu untuk memberikan kontribusi berupa edukasi dan pemahaman terhadap keuntungan dan dampak penggunaan pestisida. “Memang kami kolaborasi dengan CropLife Indonesia untuk penyadaran pestisida,” jelas Sinam.

Acara di lereng Merapi itu bertemakan “Program Penguatan Pemahaman Penggunaan Pestisida yang Tepat dan Benar dengan Pemanfaatan Radio Komunitas”. Kegiatan ini dilaksanakan selama 6 bulan pendampingan di Desa Samiran. Lantas acara puncak dilakukan pada tanggal 20 Januari 2018 dengan Deklarasi Petani Sadar Pestisida (Sadap). Acara tersebut juga menghadirkan tari seni khas Selo, Topeng Ireng.

Pada kesempatan itu juga dihadiri anggota Komisi IV DPRD Boyolali, Kepala Dinas Pertanian Boyolali Bambang Jianto, dan Muspika Selo. Program ini juga disiarkan di 1 Radio Komunitas dan direlay di 2 radio komunitas lainnya. Lokasi dipilih berdasarkan hasil Baseline Survey tentang profil petani dan juga data penggunaan pestisida.