FOKUS JATENG – BOYOLALI – Seluruh kepala sekolah (kepsek) tingkat sekolah dasar dan SMP di Boyolali sepakat tetap melaksanakan kegiatan belajar selama enam hari sekolah. Hal itu didukung, pandangan Bupati Boyolali Seno Samodro yang menilai tipikal daerah jauh berbeda dengan ibukota.
”Boyolali masih akan terus enam hari sekolah. Ini bukan menentang kebijakan pusat. Tapi menyikapi kebijakan pusat, karena memang kondisi masyarakat Boyolali seperti ini. berbeda dengan Jakarta,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Darmanto, Jumat 14 Juli 2017.
Di sisi lain, kata Darmanto, Bupati Boyolali Seno Samodro juga berpandangan bahwa keberhasilan pendidikan itu masih terletak pada guru. ”Murid masih nurut sama bapak ibu guru disekolah dari pada dengan lainnya,” kata Darmanto menirukan ucapan bupati.
Jika tidak sekolah, tipikal anak desa, lebih suka bermain dari pada berkumpul dengan orang tua juga menjadi pertimbangan pihak sekolah. Mayoritas orang tua di daerah yang bekerja sebagai masyarakat pedesaan juga menjadi pertimbangan bupati.
Menurut Darmanto, bupati juga berpandanganbahwa dalam menuntut ilmu dibutuhkan ketekunan dan kedisiplinan dalam belajar. ” Kalau waktu disekolah dikurangi, maka anak-anak akan banyak menggunakan waktunya untuk bermain,” katanya.
Dengan ketekunan dan jumlah waktu interaksi antara guru dengan murid yang banyak, maka pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal. Sehingga menyikapi kebijakan pusat itu, pihaknya menyatakan hingga saat ini, tak ada satu pun sekolah di Boyolali yang melaporkan kegiatan belajar selama lima hari pada tahun ajaran 2017-2018. (nto)